Arang yang Terpisah

Pada suatu ketika ada seseorang yang sangat aktif ke gereja, sangat tahu tentang Kitab suci dan juga bisa dibilang dia itu rajin sekali membantu kegiatan gereja. Karena pengetahuannya dia mulai merasa mengetahui semuanya, mulai merasa super, mulai merasa mempunyai pandangan sendiri, dia mulai berpikir, berdoa itu kenapa harus di gereja, mengapa harus pergi ke gereja, karena di mana pun kita bisa berdoa dan sebagainya. Karena pikiran-pikiran sendiri inilah yang membuatnya menilai diri sendiri, dia menilai semuanya berdasarkan pikirannya. Memang dia tidak meninggalkan Tuhan, dia tetap rajin berdoa, tetapi dia mulai malas ke gereja, karena dia melihat buat apa toh kita ke gereja, karena untuk berhubungan dengan Tuhan kita bisa dimana saja. Jadilah dia memulai sesuatu yang baru dengan pandangannya. Dia mulai membentuk suatu yang baru, dia membangun ruang doa yang bagus sekali di rumahnya. Karena dia dekat dengan salah seorang Pastor, ketidakhadirannya di gereja mulai dirasakan oleh sang Pastor, dan sang Pastor itu mulai mencari tahu ada apa. Akhirnya mereka ketemu dan orang tersebut menceritakan pandangannya, sang Pastor pun tidak bisa memberikan alasan yang tepat, dan Pastor tersebut tetap minta kepada Tuhan agar orang tersebut kembali ke gereja. 

Suatu ketika Pastor tersebut diundang ke rumah orang tersebut, dengan maksud untuk melihat kehidupannya. Ketika di rumah itu, orang tersebut memperlihatkan ruang doa yang bagus sekali dan Pastor itu terkesan, tetapi dalam hati dia malah tambah bingung bagaimana membawa orang ini balik ke gereja. Kemudian mereka membakar jagung. Saat membakar itu terlihatlah oleh Pastor arang-arang itu menyala dengan baik, kemudian sang Pastor mengambil arang yang sudah menyala dengan baik, lalu memisahkannya dari tumpukan arang yang lain, dan hal itu dilihat oleh orang tersebut, arang yang menyala itu akhirnya padam. Melihat hal itu orang tersebut berkata, Pastor mulai minggu depan aku akan kembali ke gereja.