Halaman

Carilah Tuhan di Mana pun Kita Berada

Foto kenangan ketika saya bertugas di Jakarta dan mengikuti misa di Gereja Katedral Jakarta. 

Ketika itu... 
Lonceng Gereja berdentang menyambut malam. 
Umat berdatangan mendengar panggilan Tuhan. 
Pukul 6 tepat Doa Angelus (Malaikat Tuhan) dilambungkan ke hadirat-Nya dan Misa Kudus dimulai dengan khusyuk. 

Di mana pun kita berada kita harus selalu datang ke rumah Tuhan, yaitu Gereja, untuk beribadah kepada Tuhan terutama pada hari raya dan hari Tuhan, yaitu hari Minggu. Mengapa? 

Untuk memanjatkan pujian dan syukur kepada Tuhan, serta memohon berkat, bimbingan, perlindungan, dan pengampunan dari Tuhan. 
Untuk mendengarkan Firman Tuhan dan mendapatkan siraman rohani. 
Yang terutama untuk menerima tubuh Kristus dalam perayaan Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak kehidupan Kristiani (kecuali pada hari peringatan wafat Tuhan, yaitu hari Jumat Agung, yang tidak ada perayaan Ekaristi). 

Orang benar, orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan akan mendapatkan cobaan/ujian dari Tuhan agar naik level (bagi yang lulus). 
Sedangkan orang berdosa akan mendapatkan teguran/hukuman dari Tuhan agar bertobat. 
Hal itu pasti terjadi cepat atau lambat sesuai dengan waktu-Nya. 

Jangan menunda-nunda pertobatan sebab maut datang seperti pencuri, tidak memberitahu kapan waktunya dia datang.
Jangan menghakimi orang lain hanya karena kita merasa menjadi orang benar. Kita semua manusia berdosa, tempatnya kesalahan dan dosa (Roma 3:23-26). 

Santo Yohanes Maria Vianney mengatakan, "Tidak semua orang kudus mengawali (hidup Kudus) dengan baik, tetapi mereka semua mengakhiri dengan baik."

Hanya Kristus yang berhak menghakimi manusia pada saatnya, di hari penghakiman nanti. Dialah hakim yang paling adil, Dia hakim di atas segala hakim.
Sudah cukup hakim-hakim pengadilan di dunia ini. Kita semua jangan ikut menjadi hakim atas hidup orang lain.
Fokus saja pada iman kita agar bertumbuh, berkembang, dan menghasilkan buah yang baik, yaitu perbuatan-perbuatan baik, sebab iman dan perbuatan baik itu menyelamatkan.

Yohanes 5:22-23
"Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia."

Oleh sebab itulah manusia butuh Tuhan, meskipun terkadang manusia justru diperhamba oleh mamon, lebih mengutamakan dan mengandalkan harta dan jabatan.
Manusia harus selalu mencintai dan mencari Tuhan, meskipun Tuhan telah lebih dahulu mencintai manusia dan mencari mereka yang tersesat, domba-domba-Nya yang hilang, agar jangan sampai mereka binasa.
Manusia harus mengutamakan dan mengandalkan Tuhan agar memperoleh hidup yang kekal.

Lukas 15:7

"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

Deklarasi Istiqlal 2024 dan Momen Keakraban Paus Fransiskus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal dalam Pertemuan dengan para Pemimpin Agama

Foto ini berisi momen yang sangat berharga di saat Imam Besar Masjid Istiqlal mencium dahi Paus dan Paus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal.

Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus, dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menandatangani deklarasi dalam pertemuan dengan para pemimpin agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 5 September 2024. 

Isi Deklarasi Istiqlal menyoroti peran agama terhadap krisis kemanusian dan lingkungan yang belakangan ini terjadi dalam konteks global. Bumi mencapai suhu tertinggi, terjadi perang Rusia-Ukraina dan perang Gaza atau perang Israel-Hamas dalam konflik Israel-Palestina. 

Deklarasi ini dibacakan oleh Romo Christophorus Tri Harsono dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Ismail Cawidu selaku juru bicara Masjid Istiqlal. 

Pembacaan Deklarasi ini juga didampingi pimpinan organisasi keagamaan di Indonesia. 

Mereka di antaranya Gus Yahya Staquf dari Nahdlatul Ulama (NU), Abdul Mu'ti dari Muhammadiyah, Jacky Manuputty dari Gereja Protestan, Wisnu Bawa Tenaya dari perwakilan Hindu, Philips Kuncoro Wijaya dari Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Bhante Dhammasubho dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Budi Tanuwibowo dari Konghucu, dan Engkus Kuswara dari aliran kepercayaan. 

Dalam keterangan kepada pers, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan bahwa Deklarasi Istiqlal 2024 bukan hanya milik Islam dan Katolik. 

"Penandatangan itu bukan hanya kami berdua antara Istiqlal dengan Katedral, antara Katolik dengan Islam, tapi itu for all (untuk semua). Semua umat manusia sangat universal. Kita berharap ini menjadi viral, dan itu akan menjadi nilai tambah untuk penciptaan nilai kemanusiaan di masa depan," katanya. 

Sebelum Deklarasi Istiqlal dibacakan, Paus Fransiskus menyempatkan diri melakukan kunjungan singkat di Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. 

Terowongan ini menjadi simbol harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia dan juga simbol toleransi. 

Paus Fransiskus menggambarkan Terowongan Silaturahmi sebagai jalan untuk saling mengenal "kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda-beda". 

"Dengan demikian di akhir perjalanan kita akan mampu mengenal diri mereka yang berjalan di samping kita, seorang saudara, seorang saudari yang dengannya, kita dapat berbagi kehidupan dan saling mendukung satu sama lain." 

"Saya berdoa kepada Allah, Sang Pencipta segala sesuatu agar Dia memberkati semua mereka yang melewati terowongan ini, dalam semangat persahabatan, kerukunan, dan persaudaraan," kata Paus. 

Apa isi Deklarasi Istiqlal 2024? 

Pada intinya, terdapat dua poin penting disinggung dalam Deklarasi Istiqlal 2024 yaitu krisis kemanusiaan dan perubahan iklim.

Pertama, fenomena global dehumanisasi (krisis kemanusiaan) ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik yang seringkali membawa jumlah korban yang mengkhawatirkan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah agama seringkali diperalat dalam hal ini, sehingga mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang terutama perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia.

Padahal peran agama harus mencakup peningkatan dan pemeliharaan martabat setiap kehidupan manusia, kata Romo Christophorus Tri Harsono, saat membacakan Deklarasi bersama.

Kedua, eksploitasi manusia atas ciptaan rumah kita bersama telah berkontribusi terhadap perubahan iklim yang menimbulkan berbagai konsekuensi destruktif seperti bencana alam, pemanasan global dan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Krisis lingkungan yang sedang berlangsung ini telah menjadi hambatan bagi kehidupan bersama telah menjadi hambatan bagi kehidupan bersama yang harmonis di antara kami, tambah Romo Tri Harsono.

Pembacaan Deklarasi Istiqlal kemudian dilanjutkan oleh Ismail Cawidu:

Kami bersama pemimpin agama lain yang hadir menyerukan hal-hal sebagai berikut:

1. Nilai-nilai yang dianut oleh tradisi agama-agama kita harus dimajukan secara efektif untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang melanda dunia kita.

Sejatinya, nilai-nilai agama harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, martabat, bela rasa, rekonsiliasi dan solidaritas persaudaraan untuk mengatasi dehumanisasi dan perusakan lingkungan.

2. Para pemimpin agama khususnya terinspirasi oleh narasi dan tradisi rohani masing-masing, harus bekerjasama dalam menanggapi krisis-krisis tersebut di atas; mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat.

3. Oleh karena terdapat satu keluarga umat manusia di seluruh dunia, dialog antar umat beragama harus diakui sebagai sebuah sarana yang efektif untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal, regional, dan internasional. Terutama, konflik-konflik yang dipicu oleh penyalahgunaan agama.

Selain itu, keyakinan dan ritual-ritual agama kita memiliki kapasitas khusus untuk menyentuh hati manusia. Dengan demikian, menumbuhkan rasa hormat yang lebih dalam terhadap martabat manusia.

4. Menyadari bahwa lingkungan hidup yang sehat, damai, dan harmonis sangat penting menjadi hamba Allah dan pemelihara ciptaan yang sejati, kami dengan tulus mengimbau semua orang yang berkehendak baik untuk mengambil tindakan tegas, guna menjaga keutuhan lingkungan hidup dan sumber dayanya, karena kita telah mewarisinya dari generasi sebelumnya, dan berharap untuk dapat meneruskannya kepada anak cucu kita.

Dalam konferensi pers di Katedral Jakarta, Sabtu (7/9/2024), Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo mengatakan Paus Fransiskus jarang menunjukan kedekatan seperti saat mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. 

Ia mengatakan, belum pernah melihat Paus menunjukan sikap begitu dekat dan nyaman dengan tokoh-tokoh antarumat beragama di dunia.

“Saya kira saya belum pernah melihat, gesture yang bersahabat sedalam itu. Sebelum saya melihat Bapa Suci kepalanya dicium oleh Imam Besar Nasaruddin Umar, lalu Bapa Suci mencium tangan Imam Besar Istiqlal,” tutur Suharyo.

Ia menuturkan, gesture itu juga tak nampak saat Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Ahmed Al Tayeb.

“Rasa-rasanya belum pernah saya melihat Puas membuat seperti itu dengan siapa pun. Bahkan dengan Imam Besar dari Masjid Al Azhar, tidak sejauh itu,” tuturnya. 

Suharyo pun menganggap sikap Paus itu menunjukan keinginan agar masyarakat Indonesia menangkap dengan jelas pesan perdamaian yang dibawa dari Vatikan. 

“Ini bagi saya adalah simbol yang sangat jelas menjadi pewarta-pewarta perdamaian. Harapannya, menjadi pewarta-pewarta persaudaraan yang sejati,” imbuh dia.

Diketahui momen keakraban antara Paus Fransiskus dan Nasaruddin umar berlangsung saat keduanya bertemu di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). 

Saat Paus hendak meninggalkan Istiqlal, Nasaruddin kemudian mencium kepalanya dua kali. 

Sri Paus pun membalas sikap Nasaruddin dengan menjabat dan mencium tangannya beberapa kali.

Media asing pun menyoroti pertemuan Pemimpin Tertinggi Katolik Dunia Paus Frasiskus dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Jakarta, Indonesia, Kamis (5/9/2024). 

Salah satunya media Amerika Serikat (AS), Associated Press (AP) memuat artikel dengan judul "Pope and imam of Southeast Asia's largest mosque make joint call to fight violence, protect planet".

Sedangkan media Prancis AFP memuat artikel berjudul "Pope, Indonesia imam warn against using religion to stoke conflict".


NB: 
Sumber tulisan diambil dari BBC News Indonesia, Kompas, dan CNBC Indonesia.

Kontroversi dalam Olimpiade Paris 2024 (Bagian 2)

Imane Khelif akhirnya meraih medali emas di cabang olahraga tinju dalam Olimpiade Paris 2024, tetapi sayangnya hasil tes sebelumnya menyatakan bahwa Imane Khelif secara biologis memang laki-laki yang memiliki kromosom XY. Sedangkan perempuan memiliki kromosom XX.

Tahun lalu, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) mendiskualifikasi Khelif dari Kejuaraan Dunia Wanita di New Delhi setelah ia gagal dalam tes kelayakan gender, dan sejak itu namanya diselimuti kontroversi.

Setelah kasusnya kembali viral, akhirnya Asosiasi Tinju Internasional (IBA) muncul ke publik dan bicara soal Imane Khelif dan Lin Yu-ting. Kedua petinju itu disebut punya hasil tes yang menunjukkan bahwa mereka adalah laki-laki.

Kromosom XX atau XY ini yang menentukan terbentuknya indung telur atau testis. Kehadiran alat kelamin (testis) pada laki-laki biasanya menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki kromosom Y.

Akan tetapi, ada kasus tertentu di mana terjadi kelainan pada alat kelamin sehingga terjadi kesalahan identifikasi jenis kelamin.

Contohnya, Stanislawa Walasiewicz atlet atletik Polandia yang meninggal karena mengalami perampokan di Cleveland, Amerika Serikat pada Desember 1980, akhirnya dinyatakan meninggal sebagai laki-laki karena memiliki kromosom XY (laki-laki) yang lebih dominan ketimbang kromosom XX (perempuan). Hasil otopsi menyatakan bahwa dia tidak memiliki organ uterus (rahim), dia juga memiliki uretra yang abnormal, serta penis yang berkembang tidak sempurna.

Saat lahir di Wierzchownia, Polandia pada 3 April 1911, Walasiewicz dinyatakan sebagai perempuan dalam akte kelahirannya. Ketika beremigrasi ke Amerika Serikat, surat keterangan kewarganegaraannya juga menyebutkan dia perempuan. Dia mengubah nama menjadi Stella Walsh setelah menjadi imigran di Amerika.

Hal serupa juga terjadi ketika Walasiewicz tampil di Olimpiade 1932 dan 1936, Kejuraan Atletik Eropa 1938, serta Women's World Games 1930 dan 1934. 

Sepanjang kiprahnya membela Polandia, Walasiewicz punya prestasi mentereng. Meraih tiga medali emas di nomor 60, 100, dan 200 meter putri di Women's World Games 1930, satu emas di 100 meter putri pada Olimpiade Los Angeles 1932, dan dua medali emas di nomor 100 dan 200 meter putri di Kejuaraan Atletik Eropa 1938 di Paris.

Di Indonesia ada atlet bola voli Indonesia, Aprilia Manganang, yang mengalami kelainan medis hipospadia. Testisnya belum sepenuhnya turun ke skrotum.

Aprilio Perkasa Manganang yang lahir pada 27 April 1992 adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia yang sebelumnya berprofesi sebagai pemain bola voli Indonesia yang berkompetisi sebagai wanita tetapi kemudian bertransisi menjadi pria pasca pensiun. Ia pernah menjadi anggota tim nasional wanita Indonesia. Ia bermain di Liga Super Bola Voli Wanita Thailand-Denmark 2019 untuk Supreme Volley Club sebagai pemain impor.

Dikutip dari laman resmi pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC), hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh) tidak terletak di ujung penis.

Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama pekan ke 8-14 kehamilan. Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis, dan bahkan ada yang di skrotum atau buah zakar.

Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung. Akibat letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan memiliki masalah dengan percikan urin yang tidak normal, dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.

Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum. Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.

Di Amerika Serikat, para peneliti memperkirakan ada 1 dari 200 bayi lahir dengan hipospadia -- menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling umum.

Apa dan di mana sinyal yang mencetus testis? 

Melansir dari theconversation.com, kita tahu bahwa sinyal yang memulai perkembangan testis datang dari kromosom seks.

Gen manusia terdiri dari 23 molekul DNA panjang yang kita lihat sebagai kromosom di bawah mikroskop. Semua bayi punya 22 pasang kromosom biasa (satu pasang yang terdiri dari 22 gen dari ibu dan satu pasang lagi dari ayah).

Namun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada pasang kromosom ke-23: anak-anak perempuan mempunyai dua salinan kromosom berbentuk sedang bernama X dan anak laki-laki mempunyai satu X tunggal disertai kromosom yang mungil bernama Y. Nama-nama tersebut tidak mempunyai hubungan apa pun dengan bentuk mereka namun justru mencerminkan misteri dalam perbedaan mereka ("X” untuk hal-hal yang tidak diketahui).

Saat meiosis dalam testis, kromosom X dan Y dipisahkan ke dalam sperma-sperma yang berbeda–50% dari sperma yang diproduksi akan mengandung kromosom X dan 50% sisanya akan membawa kromosom Y. Semua ovum memiliki kromosom X tunggal.

So on fertilisation, half the embryos start off with XX, and half with XY sex chromosomes.

Kita tahu bahwa Y membawa sinyal testis sebab orang-orang yang hanya memiliki X tunggal adalah perempuan dan orang-orang dengan dua kromosom X dan satu Y adalah laki-laki.

Sehingga sinyalnya harus datang dari suatu gen di kromosom Y. Pada tahun 1990, sinyal tersebut dilacak datang dari ujung atas kromosom Y. Bagian ini ada di pria dan tidak ada di wanita yang hanya memiliki sebagian dari kromosom Y.

Suatu gen bernama SRY berhasil diidentifikasi dari suatu bagian kecil kromosom Y. Gen SRY telah dibuktikan sebagai “faktor penentu testis” melalui analisis yang dilakukan atas beberapa anak perempuan yang memiliki kromosom Y yang tampak normal tapi SRY mutan dan dengan memasukkan gen SRY ke dalam embrio tikus XX yang berkembang menjadi jantan.


Kontroversi dalam Olimpiade Paris 2024

Olimpiade Paris 2024 ini merupa Olimpiade yang paling aneh dan paling buruk dalam sejarah Olimpiade. Dari pembukaannya saja yang dilakukan di sungai sudah menimbulkan kontroversi. Mereka meninggalkan tradisi pembukaan Olimpiade yang selama ini selalu dilakukan dalam stadion. 

Mereka juga menampilkan parodi lukisan 'Perjamuan Terakhir' yang menyinggung seluruh umat Kristen (Katolik, Ortodoks, dan Protestan) di seluruh dunia. 
Salah satu momen sakral umat Kristen yang digambarkan oleh Leonardo da Vinci dijadikan parodi dan pemerannya diisi oleh kaum LGBT. Segmen tersebut menampilkan para kaum LGBT yang berpakaian tidak pantas dan tidak elegan di acara pembukaan Olimpiade. Hal ini menyebabkan beberapa sponsor Olimpiade mundur. 

Beberapa delegasi juga menilai bahwa makanan yang ada di perkampungan atlet Olimpiade Paris 2024 sangatlah buruk.
Dalam pertandingan tinju pun terjadi kontroversi. Seorang 'wanita transgender' diperbolehkan bertanding melawan seorang yang saya sebut saja 'wanita original'.
Panitia mungkin ingin menampilkan sesuatu yang berbeda di Olimpiade Paris 2024 ini, tetapi justru menjadi aneh dan buruk, yang menimbulkan banyak kontroversi. 

LGBT dan Transgender memang seharusnya dikasihi dan dihargai karena mereka juga masih manusia. Mereka itu memang sebaiknya tidak dijauhi supaya mereka bisa dibimbing kembali ke jalan yang benar. Selama manusia masih bernafas maka harapan akan selalu ada. Akan tetapi, mereka tidak seharusnya diberikan panggung seperti ini. 

Memasukkan seorang atlet wanita transgender dalam kompetisi atau pertarungan melawan seorang wanita original itu sangat tidak logis (berdasarkan kodratnya sebagai laki-laki dan wanita). Apalagi dalam olahraga yang melibatkan kontak fisik seperti tinju pasti akan ada perbedaan power yang signifikan, termasuk juga speed. Olahraga tinju ini akan menjadi seperti KDRT yang biasanya terjadi pada wanita. 

Sudah tepat keputusan yang diambil oleh Angela Carini, petinju wanita yang merasa dirugikan. Lebih baik berhenti daripada babak belur dan rusak dalam ketika dia memaksakan diri untuk melanjutkan pertarungan. Semoga hal buruk seperti ini tidak lagi terjadi dalam Olimpiade berikutnya dan juga dalam pertandingan/acara yang lain. 

Meskipun banyak kecaman yang datang dari seluruh penjuru dunia, tetapi sayangnya Presiden Prancis Emmanuel Macron justru memuji orang-orang yang telah terlibat dalam pembukaan Olimpiade yang kontroversial ini. Macron menganggap ini sebagai sebuah kesuksesan. 

Liberté, Egalité, Fraternité" yang merupakan semboyan Revolusi Prancis yang artinya kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan ini menjadi pesan utama dari upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, tetapi sayangnya kebebasannya kebablasan. Beberapa tokoh Eropa pun menganggap Ini adalah kebebasan yang tanpa batas dan mempermalukan Prancis dan Eropa. 

Selain kontroversi yang terjadi di Olimpiade Paris 2024, ada juga kabar buruk yang datang untuk Indonesia di mana sekarang hanya tersisa 1 atlet bulutangkis yang berpotensi meraih medali, yaitu Gregoria Mariska, sedangkan yang lainnya telah gugur termasuk Anthony Ginting dan Jonatan Christie yang menjadi unggulan. Padahal bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang menjadi andalan Indonesia dalam mengumpulkan medali. 

Sebelumnya dikabarkan bahwa Indonesia mengirim enam wakil di bulutangkis. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting (Tunggal Putra), Jonatan Christie (Tunggal Putra), Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Ganda Putri), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (Ganda Campuran), Gregoria Mariska (Tunggal Putri), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Ganda Putra). 

=====

Berikut ini berita kontroversial dari cabang olahraga tinju yang dilansir dari bola.com:

Kontroversi Olimpiade 2024: Petinju Wanita Angela Carini Menangis Setelah Keok Lawan Atlet Biologis Pria, Hanya Bertarung 46 Detik

Petinju wanita Italia, Angela Carini, menangis terisak-isak setelah membatalkan pertarungannya melawan petinju Aljazair, Imane Khelif, yang baru berlangsung 46 detik, Kamis (1/8/2024). Pertarungan di North Paris Arena tersebut memicu kontroversi di Olimpiade Paris 2024. 

Seperti dikutip dari The Guardian, Khelif adalah satu dari dua petinju yang diizinkan bertarung di Olimpiade Paris 2024 meski didiskualifikasi dari kejuaraan dunia wanita tahun lalu karena gagal dalam tes testosteron dan kelayakan gender. Khelif adalah petinju biologis pria. 

Angela Carini kemudian mengungkapkan alasannya menarik diri karena menerima pukulan sangat keras, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Pukulan pertama membuat tali pelindung di dagunya copot dan pukulan kedua mengenai dagunya dan darahnya mengenai celana pendeknya.

“Saya naik ke ring untuk menghormati ayah saya. Saya berkali-kali diberi tahu bahwa saya adalah seorang pejuang. Tetapi saya memilih berhenti demi kesehatan saya. Saya belum pernah merasakan pukulan seperti ini," kata Carini.


Baca lanjutannya dalam link di bawah ini:

Pilihan Kebebasan Manusia

Lumba-lumba yang melompat bebas ke udara.

Lihatlah kedua lumba-lumba ini melompat dengan bebas ke udara. Mereka menikmati kebebasannya. 
Sungguh sebuah pemandangan yang indah. 

Kebebasan merupakan hal yang indah untuk dirasakan dan dinikmati.

Dalam hidup ini kita diberikan dua pilihan kebebasan, yaitu membebaskan diri dari belenggu dosa dan bebas berbuat baik, atau membiarkan diri tetap terbelenggu dosa dan bebas berbuat dosa.

Manusia telah diberikan kehendak bebas (free Will) oleh Tuhan sehingga manusia bebas membuat pilihan/keputusan berdasarkan hati dan pikiran, tanpa diatur-atur oleh Tuhan seperti robot.

Ketika seseorang memilih untuk melakukan sesuatu yang berdosa maka dia secara otomatis menjauhkan diri dari Tuhan. Dia mengabaikan panggilan dan bimbingan Tuhan dalam hidupnya. Dia lebih memilih bersekutu dengan setan dan bebas melakukan dosa.

Akan tetapi, ketika seseorang memilih untuk membebaskan diri dari dosa, maka dia akan membutuhkan Tuhan. Dia akan menyambut uluran Tangan Tuhan karena dia tak sanggup berjalan sendiri. 

Bersama Tuhan dia terbebas dari dosa dan bisa melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan bebas, dengan lepas, seperti lumba-lumba yang melompat ke udara. Itulah keindahan yang hakiki.

Tuhan memberkati! 

Pelajaran atas Kejadian Pendeta Gilbert yang Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong (Dok: Instagram @pastorgilbertl).

Mulutmu, harimaumu. Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai. Peribahasa kuno ini sangat cocok dengan situasi yang dialami Pendeta Gilbert Lumoindong saat ini. Pada akhirnya sikap dan mulut Pendeta Gilbert berbuah tidak baik. Dia dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama.

Dulu, ketika Pendeta Gilbert menyinggung dan melecehkan agama Katolik, hanya beberapa apologis Katolik (orang Katolik yang membela iman Katolik) dan Pastor/Romo yang mengklarifikasi atau meluruskannya melalui postingan di media sosial. Ada banyak orang Katolik (termasuk juga beberapa orang non-Katolik) yang kemudian mendukung dan memberikan pembelaan dalam kolom komentar.

Akan tetapi, kali ini Pendeta Gilbert akhirnya dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama Islam yang merupakan agama mayoritas di Indonesia. Dia membandingkan zakat, salat, dan ibadah umat Islam, dengan perpuluhan dan ibadah dalam Gerejanya lewat sebuah lelucon yang merendahkan agama Islam.


Dulu saya menyukai Pendeta Gilbert dan suka mendengarkan khotbahnya. Dia mulai dikenal banyak orang karena sering muncul di RCTI pada tahun 90-an dalam acara Penyegaran Rohani Agama Kristen.

Namun, sekarang setiap kali saya melihat video yang berisi khotbah Pendeta Gilbert di medsos, langsung saya skip begitu saja. Logikanya sederhana, mana mungkin saya mendengarkan khotbah seorang Pendeta yang telah menyinggung dan melecehkan iman dan agama saya.

Saya termasuk orang yang suka mendengarkan khotbah/renungan yang baik, yang memberikan motivasi, inspirasi, dan kedamaian. Semua itu saya lakukan untuk membangun karakter diri saya agar menjadi jauh lebih baik.

Saya tidak peduli dengan status orang-orang non-Katolik yang memberikan khotbah/renungan itu, apakah Pendeta atau Ustad? Apakah kaum awam Kristen atau Islam? Jika yang disampaikan itu adalah hal yang baik, hal yang positif, tentunya akan saya dengarkan dan terima, selama itu tidak bertentangan dengan iman dan ajaran agama saya sendiri yang berpusat pada Yesus Kristus.

Pendeta Gilbert memang beberapa kali telah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang memicu perdebatan dan perpecahan karena menyinggung dan melecehkan agama lain. Khusus agama Katolik, dia pernah menyatakan bahwa Paus sudah tidak berjalan pada Firman Tuhan, Paus mencari popularitas agar disukai banyak orang, Paus mendukung dan melegakan pernikahan sesama jenis (LGBT), termasuk juga menyinggung ajaran agama Katolik tentang Maria, dll.

Soal isu Paus Fransiskus yang mendukung pernikahan sesama jenis, yang tentunya tidak benar, pernah saya bahas di sini:

Pendeta Gilbert pernah memakai pakaian mirip kasula yang merupakan pakaian liturgi yang hanya dipakai oleh Imam tertahbis Katolik dalam pemberkatan nikah artis Immanuel Caesar Hito dan Felicya Angelista. Sampai sekarang belum diketahui dengan jelas tujuannya melakukan itu. 

Pendeta Gilbert pernah bertemu Romo Jost Kokoh dan menyampaikan permintaan maaf kemudian mengatakan, "Kita dari kalangan Gereja-gereja Pantekosta, Karismatik, dan aliran-aliran tepuk tangan ini, sebetulnya banyak berdosa dengan Gereja Katolik karena banyak yang dari Gereja Katolik pindah ke kita. Jadi, kita berdosa karena kata orang Katolik orang-orang ini mencuri domba."

Sampai sekarang saya belum mengerti apa maksud Pendeta Gilbert mengatakan hal itu hadapan Romo Jost Kokoh, seorang Imam Katolik? Seharusnya kan dia merasa bangga dan senang karena memang salah satu tujuan mewartakan Injil adalah untuk menjala manusia? Bukan malah sebaliknya merasa banyak berdosa. 

Semakin banyak umat berarti semakin berkembang juga Gerejanya, dan tentu Pendeta Gilbert akan semakin makmur. Kecuali kalau Pendeta Gilbert memegang kaul kemiskinan seperti Pastor-pastor Katolik.

Apakah perkataan itu merupakan sebuah sindiran (satire) terhadap Gereja Katolik? Atau apakah itu sebuah gambaran kemunafikan atau kesombongan? 
Hanya Pendeta Gilbert dan Tuhan yang tahu pasti maksud dari perkataannya itu.

Logikanya, kalau Pendeta Gilbert merasa berdosa orang-orang Katolik pindah ke Gerejanya, seharusnya mereka ditolak saja agar tidak ada perasaan berdosa itu. Sadarkan orang-orang Katolik itu jika Pendeta Gilbert merasa berdosa menerima mereka di Gerejanya. Kecuali mereka sudah sangat memaksa.

Padahal, soal perpindahan agama/keyakinan itu merupakan hal yang biasa dan merupakan hak pribadi setiap orang. Hal itu terjadi karena aturan pernikahan yang mengharuskan seseorang berpindah ke agama pasangannya, atau alasan pribadi yang lain. 

Soal berapa banyak orang Katolik yang berpindah keyakinan, seharusnya Pendeta Gilbert juga melihat data statistik berapa besar jumlah pertumbuhan umat Katolik di Indonesia dan di dunia, baik dari kelahiran maupun perpindahan agama orang-orang beragama non-Katolik atau tidak beragama ke agama Katolik.

FYI, umat Katolik terus bertumbuh di seluruh dunia, seperti Afrika, Amerika, dan Asia, tetapi di Eropa justru mengalami penurunan. Rata-rata umat beragama Kristen (Katolik, Ortodoks, dan Protestan) di Eropa memang mengalami penurunan, banyak yang justru memilih untuk tidak beragama.

Tuaian semakin banyak, tetapi pekerja semakin sedikit. Umat Katolik semakin banyak, tetapi sayangnya Imam atau kaum Klerus semakin sedikit. 
Proses untuk menjadi Imam yang sangat panjang (pendidikannya minimal 9 tahun) dan seleksinya yang sangat ketat serta tidak boleh menikah, menjadi salah satu penyebab semakin sedikitnya Imam Katolik saat ini.

Datanya bisa dibaca di sini:

Kembali lagi ke Pendeta Gilbert, dia juga disorot soal gaya hidupnya dan keluarganya yang mewah. Mereka sering menggunakan barang-barang mewah, seperti jam tangan dan tas yang berharga ratusan juta rupiah.
Pendeta Gilbert juga pernah diberikan peringatan keras oleh Badan Pengurus Pusat Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang menaunginya karena dia menjustifikasi bahwa Brigadir J telah melakukan pelecehan kepada istri Ferdy Sambo, yaitu Putri Candrawati. 

Pada akhirnya, sekarang Pendeta Gilbert dilaporkan ke polisi karena telah melecehkan ajaran tentang zakat dan gerakan salat umat Islam. Dia membandingkan zakat dengan perpuluhan yang bahkan sudah sekitar 2000 tahun tidak lagi diterapkan oleh agama Yahudi karena tidak ada lagi Bait Allah di Yerusalem (menurut Rabi Yaakov Baruch).

Gereja Katolik memang tidak menerapkan pepuluhan, tetapi persembahan itu tergantung pada kerelaan hati umat. Ada yang memberikan persembahan kurang dari sepuluh persen, tetapi ada juga yang memberikan persembahan lebih dari sepuluh persen berdasarkan kerelaan hati.

Semoga kejadian ini memberikan pelajaran penting kepada kita semua, khususnya kepada para tokoh/pemuka agama, tentang pentingnya menjaga lisan dan tulisan, saling menghargai dan menghormati, agar tidak menimbulkan perpecahan dan ketidakdamaian. Fokus saja pada ajaran agama sendiri dan jangan menyinggung dan melecehkan agama lain karena itu hanya memancing keributan. 

Pendeta Gilbert Lumoindong sudah meminta maaf dan sudah sepantasnyalah dimaafkan karena manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa. Akan tetapi, soal proses hukum biarlah menjadi urusan pihak yang terkait karena mereka sendiri yang merasakan dampak negatif dari pernyataan Pendeta Gilbert. 
Saya pribadi melihat ini sebagai teguran atau hukuman atas apa yang telah diperbuat oleh Pendeta Gilbert selama ini, agar dia menyadari kesalahannya dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang plural/majemuk ini kita sebaiknya saling menghormati dan menghargai agama dan keyakinan orang lain sehingga kerukunan antarumat beragama dapat terus terjaga. 
Para tokoh agama seharusnya memberikan teladan kepada umat tentang cara menghargai dan menghormati perbedaan, dalam hal ini agama dan keyakinan orang lain, agar tercipta kerukunan, kedamaian, dan keharmonisan dalam masyarakat. Semoga demikian! 

Sebuah Kisah Cinta

Suatu hari, pagi-pagi aku bangun untuk mengamati terbitnya matahari. Aduh, indahnya ciptaan Allah benar-benar tak terungkapkan. Selagi aku memandang, aku memuji Allah untuk karya-Nya yang begitu indah. Sedang aku duduk itu, kurasakan hadirat Allah bersamaku. Ia bertanya padaku, “Apakah kau cinta padaKu?” Aku jawab, “Tentu, Allah! Engkaulah Tuhan dan Penyelamatku.” 

Lalu Ia bertanya, “Seandainya engkau punya cacat jasmani, akankah kau masih mencintaiKu?” Aku jadi bingung. Kulihat tangan-tanganku, kaki-kakiku dan sisa tubuhku dan heran sendiri, ada begitu banyak hal yang tak mungkin bisa kulakukan, perkara-perkara yang selama ini aku anggap biasa dan wajar semestinya. 
Dan kujawab, “Tuhan, memang akan sukar, tetapi aku masih akan tetap mencintai-Mu”. Lalu Tuhan berkata, “Seandainya engkau buta, masihkah kau akan mencintai ciptaan-Ku?.” Ah, mungkinkah aku mencintai sesuatu tanpa mampu bisa melihatnya? Lalu aku teringat pada semua orang buta di dunia ini dan betapa banyak dari mereka masih mencintai Allah dan ciptaan-Nya. Jadi aku jawab, “Ya agak sulit memikirkannya, tetapi aku akan tetap masih mencintai-Mu!” 

Lalu Tuhan menanyaiku, “Sekiranya kau tuli, masihkah kau akan mendengarkan Aku?” Kalau aku tuli, apa aku bisa mendengarkan sesuatu? Lalu aku mengerti, mendengarkan firman Allah tidaklah sekedar cuma memakai telinga, melainkan memakai hati kita. Maka aku jawab, “Memang akan sukar, tetapi aku masih akan tetap mendengarkanMu.” 

Kemudian Tuhan bertanya, “Kalau misalnya kamu bisu, masihkah kau akan memuji nama-Ku?” Apakah mungkin aku memuji tanpa bersuara? Lalu jelaslah bagiku: Allah ingin kita bermazmur dari kedalaman hati dan jiwa kita. Tidak jadi soal apapun bunyi kita. Dan memuji Allah juga tidak selalu dengan sebuah lagu, tetapi ketika kita dianiaya, kita memberikan pujian pada Allah dengan kata-kata syukur. Jadi aku menjawab, “Kendati aku tidak bisa menyanyi secara fisik, tetapi aku masih tetap akan memuji memuliakan nama-Mu”. 

Dan Tuhan bertanya lagi, “Apakah kau benar sungguh mencintai-Ku dengan tabah, berani, dan dengan keyakinan kuat?” Aku menjawab: “Ya Tuhan! Aku cinta pada-Mu sebab Engkaulah satu-satunya dan Allah yang benar!” Kupikir aku sudah menjawab dengan benar, tetapi Allah tanya lagi, “Lalu mengapa engkau berdosa?” Aku menjawab, “... karena aku hanya manusia, yang tidak sempurna.” “Lalu mengapa di saat damai engkau justru malahan tambah menjauh? Mengapa hanya di saat kesulitan saja engkau baru berdoa sungguh-sungguh?” Tak ada jawaban, hanya air mata. Tuhan melanjutkan: “Mengapa hanya bernyanyi ketika ada persekutuan dan retret? Mengapa hanya mencari-Ku pada saat penyembahan, saat beribadah? Mengapa meminta hal-hal begitu egois? Mengapa pula memohon begitu tanpa iman?” Air mata terus berlinangan menuruni pipiku. Mengapa kau malu karena Aku? Mengapa kau: tidak memberitakan kabar gembira? Mengapa saat kau teraniaya, kau justru menangis minta hiburan pada orang lain, padahal sudah Aku tawarkan bahuKu tempat kau bisa bersandar menangis? Mengapa membuat berbagai alasan ketika Aku memberimu kesempatan-kesempatan untuk melayani didalam namaKu? , 

Aku mencoba untuk menjawab, tapi tak ada jawaban yang bisa kuberikan. “Engkau sudah diberkati dengan hidup. Aku membuatmu untuk tidak membuang karunia ini. Aku telah memberkatimu dengan talenta-talenta untuk melayani-Ku, tetapi kau terus menerus berbalik. Sudah Aku terangkan firman-Ku padamu, tetapi pengetahuanmu juga tidak bertambah. Aku sudah berbicara padamu, tetapi kupingmu tertutup. Sudah pula Aku tunjukkan berkat-berkat-Ku padamu, tetapi kedua matamu malah kau arahkan ke tempat lain. Aku sudah mengutus pelayan-pelayan, tetapi kamu malah duduk diam saja ketika mereka didorong pergi. Aku sudah mendengar semua doa-doamu, dan semuanya pun juga sudah Aku jawab.” 

“Apakah kau sungguh mencintai-Ku?” Aku tidak bisa menjawab. Bagaimana aku bisa? Aku sudah begitu pedih, malu, memang sudah kelewat batas. Aku tidak punya alasan bela diri. Apa yang bisa kukatakan dalam hal ini? Ketika hatiku menangis dan air mata telah mengalir, aku bilang, mohon ampun, ampunilah aku Tuhan. Aku tidak layak menjadi anak-Mu. Tuhan lalu menjawab, “Itulah rahmat anugerah-Ku, anak-Ku.” Aku bertanya, “Lalu mengapa Kau masih terus mengampuniku? Mengapa Kau begitu mengasihi dan mencintaiku?” 

Tuhan menjawab, “Sebab engkau ciptaan-Ku. Engkau anak-Ku. Aku tak akan pernah meninggalkanmu. Kalau kau menangis, Aku akan bertenggang rasa, prihatin, dan ikut menangis bersamamu. Bila kau bersorak penuh gembira, Aku akan tertawa bersamamu. Ketika kau tertunduk putus asa, Aku akan memberimu semangat. Apabila kau terjatuh, Aku akan membangkitkanmu berdiri lagi. Waktu kau lelah, Aku akan mengangkatmu. Aku akan selalu berada bersamamu sampai hari-hari akhir, dan Aku akan mencintaimu selama-lamanya.” 

Belum pernah aku menangis sedemikian kerasnya. Bagaimana mungkin aku telah bersikap begitu dingin? Bagaimana mungkin aku telah menyakiti Allah seperti yang telah kulakukan? Aku bertanya pada Allah, “Seberapakah Kau mencintaiku?” Dan Tuhan mengulurkan tangan-tangan-Nya, dan aku melihat tangan-Nya yang tertembusi oleh paku. Aku bersujud di bawah kaki Kristus, Penyelamatku dan untuk pertama kalinya, aku berdoa sungguh-sungguh. 

F E A T U R E D

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky