Ilustrasi "Gereja dan Bar" yang ada dalam video ini merupakan ilustrasi lama yang bagus, tetapi bisa menyebabkan kesalahpahaman karena mengandung hal yang sensitif.
Ilustrasi ini mirip dengan sebuah quote (kutipan) terkenal "Lebih baik duduk di bar merindukan Tuhan daripada duduk di dalam Gereja merindukan bir."
Ilustrasi ini mirip dengan sebuah quote (kutipan) terkenal "Lebih baik duduk di bar merindukan Tuhan daripada duduk di dalam Gereja merindukan bir."
Baik ilustrasi maupun quote tersebut, keduanya bisa dijadikan alasan atau pembenaran untuk tidak lagi aktif di Gereja, menjauhi Gereja, bahkan keluar dari Gereja dan pindah keyakinan atau menjadi agnostik (ragu akan keberadaan Tuhan) atau atheis (tidak percaya akan keberadaan Tuhan).
Oleh sebab itu, pembicara dalam video ini harus menambahkan penjelasan dalam videonya yang menyatakan bahwa ini cuma ilustrasi dan jika ada kejadian yang serupa dengan ilustrasi tersebut, itu cuma ulah dari oknum saja.
Penjelasan ini berfungsi agar ketika video ini dibagikan tidak terjadi kesalahpahaman, dan tidak ada orang yang menggeneralisasi seluruh pendeta/pastor serta jemaat/umatnya melakukan hal yang sama dengan ilustrasi dalam video tersebut.
Bar bukan jaminan tempat yang baik. Bar tidak menjamin semua orang yang ada di dalamnya mau bertobat atau memiliki sifat baik seperti malaikat. Justru di dalam bar lebih berpotensi terjadi hal-hal jahat akibat pengaruh alkohol, terjadi pergaulan bebas, perkelahian, dll.
Tuhan tidak dipuji dan disembah di dalam bar dan Firman Tuhan tidak dibacakan di dalam bar, tetapi yang ada mungkin keramahan pelayan dan manajer bar kepada pengunjung/pelanggan yang termasuk dalam salah satu strategi marketing.
Teguran itu perlu untuk meluruskan sesuatu yang bengkok, tinggal bagaimana cara kita menyampaikannya, apakah dengan cara yang baik dan bijak atau tidak (dengan kasar, penuh emosi/amarah, dll).
Tidak menegur/mengingatkan orang yang salah itu juga salah. Itu seperti membiarkan orang tersebut melangkah ke jalan yang salah, tersesat, dan jatuh ke dalam jurang yang dalam. Orang yang ditegur pun harus mempunyai kerendahan hati untuk menerima teguran, menyadari kesalahan, dan memperbaiki diri.
Alkitab harus selalu menjadi pedoman hidup kita semua.
Kekecewaan kepada Pendeta/Pastor dan umat di Gereja jangan dijadikan alasan untuk merajuk dan tidak lagi pergi ke Gereja, agar bisa pergi ke bar dan mabuk-mabukan, dll. Jika ada yang kecewa dengan oknum dalam Gereja jangan langsung memvonis bahwa di dalam Gereja itu semuanya berisi orang-orang sok suci, kasar, jahat, dsb, bahkan kemudian menjadikan itu sebagai alasan untuk menjadi seorang agnostik atau atheis, dan yang terparah bebas berbuat jahat.
Gereja itu merupakan tempat bagi orang-orang berdosa yang sedang dalam pertobatan. Di dalam Gereja orang-orang berkumpul untuk mencari Tuhan, memuji dan memuliakan Tuhan, bersyukur, memohon pengampunan dan berkat dari Tuhan. Di dalam Gereja ada orang-orang yang dipilih Tuhan untuk menggembalakan domba-domba-Nya agar tidak tersesat. Tuhan sangat gembira dengan domba yang hilang yang ditemukan kembali.
Orang yang beriman sungguh-sungguh kepada Tuhan pasti akan bertobat dan menghasilkan perbuatan-perbuatan baik/kasih.
Yang menjadi pertanyaan, kalau Gereja tidak berguna, lalu mengapa Tuhan Yesus harus mendirikan Gereja di dunia ini? Mengapa tidak mendirikan bar saja?
Semoga bisa dipahami. Tuhan memberkati!
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.