Halaman

Kontroversi dalam Olimpiade Paris 2024 (Bagian 2)

Imane Khelif akhirnya meraih medali emas di cabang olahraga tinju dalam Olimpiade Paris 2024, tetapi sayangnya hasil tes sebelumnya menyatakan bahwa Imane Khelif secara biologis memang laki-laki yang memiliki kromosom XY. Sedangkan perempuan memiliki kromosom XX.

Tahun lalu, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) mendiskualifikasi Khelif dari Kejuaraan Dunia Wanita di New Delhi setelah ia gagal dalam tes kelayakan gender, dan sejak itu namanya diselimuti kontroversi.

Setelah kasusnya kembali viral, akhirnya Asosiasi Tinju Internasional (IBA) muncul ke publik dan bicara soal Imane Khelif dan Lin Yu-ting. Kedua petinju itu disebut punya hasil tes yang menunjukkan bahwa mereka adalah laki-laki.

Kromosom XX atau XY ini yang menentukan terbentuknya indung telur atau testis. Kehadiran alat kelamin (testis) pada laki-laki biasanya menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki kromosom Y.

Akan tetapi, ada kasus tertentu di mana terjadi kelainan pada alat kelamin sehingga terjadi kesalahan identifikasi jenis kelamin.

Contohnya, Stanislawa Walasiewicz atlet atletik Polandia yang meninggal karena mengalami perampokan di Cleveland, Amerika Serikat pada Desember 1980, akhirnya dinyatakan meninggal sebagai laki-laki karena memiliki kromosom XY (laki-laki) yang lebih dominan ketimbang kromosom XX (perempuan). Hasil otopsi menyatakan bahwa dia tidak memiliki organ uterus (rahim), dia juga memiliki uretra yang abnormal, serta penis yang berkembang tidak sempurna.

Saat lahir di Wierzchownia, Polandia pada 3 April 1911, Walasiewicz dinyatakan sebagai perempuan dalam akte kelahirannya. Ketika beremigrasi ke Amerika Serikat, surat keterangan kewarganegaraannya juga menyebutkan dia perempuan. Dia mengubah nama menjadi Stella Walsh setelah menjadi imigran di Amerika.

Hal serupa juga terjadi ketika Walasiewicz tampil di Olimpiade 1932 dan 1936, Kejuraan Atletik Eropa 1938, serta Women's World Games 1930 dan 1934. 

Sepanjang kiprahnya membela Polandia, Walasiewicz punya prestasi mentereng. Meraih tiga medali emas di nomor 60, 100, dan 200 meter putri di Women's World Games 1930, satu emas di 100 meter putri pada Olimpiade Los Angeles 1932, dan dua medali emas di nomor 100 dan 200 meter putri di Kejuaraan Atletik Eropa 1938 di Paris.

Di Indonesia ada atlet bola voli Indonesia, Aprilia Manganang, yang mengalami kelainan medis hipospadia. Testisnya belum sepenuhnya turun ke skrotum.

Aprilio Perkasa Manganang yang lahir pada 27 April 1992 adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia yang sebelumnya berprofesi sebagai pemain bola voli Indonesia yang berkompetisi sebagai wanita tetapi kemudian bertransisi menjadi pria pasca pensiun. Ia pernah menjadi anggota tim nasional wanita Indonesia. Ia bermain di Liga Super Bola Voli Wanita Thailand-Denmark 2019 untuk Supreme Volley Club sebagai pemain impor.

Dikutip dari laman resmi pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC), hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh) tidak terletak di ujung penis.

Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama pekan ke 8-14 kehamilan. Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis, dan bahkan ada yang di skrotum atau buah zakar.

Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung. Akibat letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan memiliki masalah dengan percikan urin yang tidak normal, dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.

Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum. Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.

Di Amerika Serikat, para peneliti memperkirakan ada 1 dari 200 bayi lahir dengan hipospadia -- menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling umum.

Apa dan di mana sinyal yang mencetus testis? 

Melansir dari theconversation.com, kita tahu bahwa sinyal yang memulai perkembangan testis datang dari kromosom seks.

Gen manusia terdiri dari 23 molekul DNA panjang yang kita lihat sebagai kromosom di bawah mikroskop. Semua bayi punya 22 pasang kromosom biasa (satu pasang yang terdiri dari 22 gen dari ibu dan satu pasang lagi dari ayah).

Namun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada pasang kromosom ke-23: anak-anak perempuan mempunyai dua salinan kromosom berbentuk sedang bernama X dan anak laki-laki mempunyai satu X tunggal disertai kromosom yang mungil bernama Y. Nama-nama tersebut tidak mempunyai hubungan apa pun dengan bentuk mereka namun justru mencerminkan misteri dalam perbedaan mereka ("X” untuk hal-hal yang tidak diketahui).

Saat meiosis dalam testis, kromosom X dan Y dipisahkan ke dalam sperma-sperma yang berbeda–50% dari sperma yang diproduksi akan mengandung kromosom X dan 50% sisanya akan membawa kromosom Y. Semua ovum memiliki kromosom X tunggal.

So on fertilisation, half the embryos start off with XX, and half with XY sex chromosomes.

Kita tahu bahwa Y membawa sinyal testis sebab orang-orang yang hanya memiliki X tunggal adalah perempuan dan orang-orang dengan dua kromosom X dan satu Y adalah laki-laki.

Sehingga sinyalnya harus datang dari suatu gen di kromosom Y. Pada tahun 1990, sinyal tersebut dilacak datang dari ujung atas kromosom Y. Bagian ini ada di pria dan tidak ada di wanita yang hanya memiliki sebagian dari kromosom Y.

Suatu gen bernama SRY berhasil diidentifikasi dari suatu bagian kecil kromosom Y. Gen SRY telah dibuktikan sebagai “faktor penentu testis” melalui analisis yang dilakukan atas beberapa anak perempuan yang memiliki kromosom Y yang tampak normal tapi SRY mutan dan dengan memasukkan gen SRY ke dalam embrio tikus XX yang berkembang menjadi jantan.


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky