Halaman

TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Tritunggal Mahakudus adalah inti iman kita. Kita percaya bahwa Allah kita adalah Bapa, Putera dan Roh Kudus, dalam kesatuan atau keesaan yang disebut Tritunggal Mahakudus. Tertulianus (155-230) adalah seorang Bapa Gereja, yang dijuluki "Bapak Teologi Latin" atau "Bapak Gereja Latin" adalah yang pertama kali mencetuskan dan menggunakan nama Trinitas, kata yang persis sama dengan bahasa Latin, untuk menyebut Tritunggal Mahakudus. Dialah yang pertama mengajarkan tentang Allah adalah satu hakekat yang terdiri dari dari tiga pribadi, atau satu Allah tiga diri. Sehakekat disebut dengan istilah Yunani "homo-ausios" dan tiga pribadi disebut dengan istilah "hipostasis". Dogma Tritunggal Mahakudus ini dicetuskan pada Konsili Ekumenis Pertama yang disebut Konsili Nicea (Tahun 381), dan ditegaskan dan dilengkapi pada konsili ekumenis kedua yaitu Konsili Konstantinopel (Tahun 381). Karena itu kita mengenal Credo Panjang kita yang disebut Credo Nicea-Konstantinopel.

Untuk memahami ajaran tentang Tritunggal ini, Santo Agustinus (354-430), seorang pujangga gereja, memberikan keterangan yang bagus dan dapat dipahami. Ia menerangkan bahwa Trinitas itu bukan tiga Allah tetapi satu Allah. Allah itu adalah tunggal dan tak pernah berhenti menjadi tunggal. Segala keagungan, kebaikan, kesempurnaan dan keabadian ada dan melekat pada-Nya. Ia adalah sempurna secara mutlak dengan satu kodrat, satu keallahan, satu kemuliaan, satu kehendak dan satu kegiatan. Segala keaktifan dan kegiatan adalah kerjasama ketiga pribadi dalam harmoni. Selanjutnya ketiga pribadi Ilahi bukanlah tiga pribadi yang berbeda di dalam diri-Nya sendiri, sebagaimana kita memandang tiga orang yang berbeda, melainkan berbeda dalam relasi satu sama lain dan relasi dalam dunia. Ketiganya berbeda sejauh mengacu pada hubungan batin Allah (inter-trinitaris, antara Bapa, Putera dan Roh Kudus), dan berbeda dalam relasi antara Allah dengan dunia ciptaan. Itu semua nyata dan berlangsung dalam sejarah keselamatan dan yang disampaikan kepada kita lewat Kitab Suci dan tradisi. Injil Yohanes berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16). Kasih Allah menandai hadirnya Yesus di tengah dunia. Dan Paulus melengkapinya dengan berkata, "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2Kor. 13:13). Sapaan trinitaris ini mengajak orang beriman untuk hidup dalam semangat trinitaris, kesatuan cinta Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Sumber: Percikan Hati

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky