Pemanjat Tebing

Alkisah hiduplah seorang pemanjat tebing yang handal. Ia sangat terobsesi untuk menaklukkan puncak tertinggi pada sebuah gunung yang tertinggi. Setelah persiapan bertahun-tahun, ia memulai petualangannya. Ia sendiri saja, ia mau merengkuh kehormatan dan kemuliaan sendirian, tak terbagi. Ia memulai pendakiannya tatkala fajar mulai merekah. Walaupun cahaya matahari kian buram di senja sore ia terus memanjat tebing. Dan malam pun tiba. Gelap gulita menyeliputi seluruh alam raya. la tidak bisa melihat apapun. 

Si pemanjat tebing itu hampir mencapai puncak tertinggi, namun tiba-tiba ia tergelincir dari wadas yang licin dan jatuh. Meluncur jatuh dalam kecepatan tinggi, ia cuma sempat melihat bayang-bayang kegelapan yang seolah-olah menyedotnya ke bawah. Maut sudah menghadang di depan mata, namun justru pada saat itu ia merasa tali yang melilit dipinggangnya terasa semakin mengencang. Ia menggantung pada paku yang tertancap pada dinding batu karang gunung itu. Dalam kondisi tak berdaya menggelantung di angkasa, ia menatap ke langit dan berseru, “Tuhan tolonglah aku!” Secara tak terduga suara yang berat dari surga menjawab, “Apa yang kau harapkan Ku-perbuat bagimu?” Pemanjat itu menjawab, “Selamatkan aku.” Kemudian Tuhan berseru, “Apakah engkau sungguh-sungguh yakin Aku dapat menyelamatkan engkau?” Orang itu menjawab, “Tentu saja, Tuhan. Engkau mempunyai kuasa untuk menolong dan menyelamatkan aku.” “Kalau begitu, potong tali itu!” perintah Tuhan. la diam sejenak. Lelaki itu malah mengeratkan tali yang meliliti pinggangnya agar lebih kencang. 

Tim penyelamat pegunungan kemudian mendapati seorang lelaki yang ditemukan tewas membeku. Tangannya meremas erat-erat tali yang melilit di pinggangnya.... Ia tergantung hanya satu meter dari tanah!!! 

NB: Cerita ini dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam renungan Kitab Suci.