Halaman

King of The Jungle in Action

"Inilah Hukum Rimba!" 
Pernahkah anda digigit anjing? Mungkin Kejadian itu masih dianggap biasa saja. Akan tetapi, jika yang menggigit itu adalah "singa" sang raja hutan? Ya... beginilah jadinya. Inilah akibatnya jika hewan liar dan buas dijadikan hewan sirkus. Singa memang bukan hewan yang cocok untuk dijadikan hewan piaraan dan dilatih agar taat pada perintah manusia. Karakter singa yang buas tidak cocok untuk dijadikan badut penghibur manusia. Singa dijadikan hewan sirkus hanya untuk bisnis yang tentunya menghasilkan uang.

Singa adalah hewan karnivora (pemakan daging) yang turut berperan dalam keseimbangan ekosistem. Di alam liar, singa mengontrol perkembangan hewan herbivora (pemakan tumbuhan), seperti kuda, kerbau, rusa, dan sebagainya, agar tidak berkembang di luar batas dan menghabiskan banyak tumbuhan. Jika tumbuhan yang adalah produsen habis dimakan hewan herbivora, maka rantai makanan akan terputus. Hewan herbivora kehilangan sumber makanannya dan mati, begitupun dengan hewan karnivora, dan seterusnya, hingga akhirnya berimbas juga pada kita sebagai makhluk omnivora (pemakan segala). Kita bisa kekurangan cadangan makanan.

Sungguh sangat disayangkan, sang raja hutan yang seharusnya beraksi dengan gagah dalam hutan rimba, berada di tempat yang bukan habitatnya, menggigit/memangsa manusia, dan terbunuh secara tragis. Siapakah yang salah...? Meskipun demikian, singa telah memberikan sebuah pelajaran berarti tentang "hukum rimba" yang juga sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Siapa yang kuat atau menang, dialah yang berkuasa! Itulah hukum rimba. Namun, dalam hal ini singa gagal menunjukkan dengan gagah kemampuan sebagai sang raja hutan karena berada di tempat yang salah.

Selain faktor bencana alam dan tingkat reproduksi hewan yang rendah, manusia memang sering menjadi salah satu penyebab utama terjadinya ketidakseimbangan ekosistem dengan mengeksploitasi SDA (Sumber Daya Alam) secara berlebihan. Eksploitasi hutan, hewan dan laut secara berlebihan merupakan tindakan manusia yang merusak lingkungan. Penebangan hutan secara liar, pembakaran hutan, penambangan liar, perburuan hewan langka, penangkapan ikan menggunakan racun/bom, dan sebagainya, dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Hal ini tentu bisa memberikan dampak buruk bagi kita manusia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, seperti kehilangan cadangan air dan makanan, bencana alam, dan global warming. Jangan sampai anak cucu kita yang nanti akan menuai dampak buruk dari tindakan-tindakan egois dan tidak bertanggung jawab yang kita lakukan saat ini.

Peristiwa singa sirkus yang ditembak ini merupakan salah satu contoh kasus dari sekian banyak kasus eksploitasi hewan yang berakhir tragis. Singa sirkus ini hanyalah korban dari kerakusan manusia dalam mencari keuntungan diri sendiri. Jika singa menjadi rakus karena lapar, maka manusia menjadi rakus karena uang. Manusia bisa memangsa sesamanya karena kerakusannya. Manusia terkadang bisa menjadi lebih buas daripada singa demi mencapai tujuannya. Hukum rimba masih berlaku. So, "Welcome to the jungle!"
Semoga ini bisa menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi kita semua tentang bagaimana seharusnya kita memanfaatkan dan memperlakukan dengan baik seluruh ciptaan Tuhan, yaitu bumi dan segala isinya.

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky