Halaman

Beriman dengan Mengasihi dan Berbuat Baik


“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5: 16) 

Kita mungkin pernah melihat orang yang rajin beribadah dan aktif dalam kegiatan keagamaan, tapi sikapnya terlihat tidak mencerminkan sikap sebagai orang beriman; dia tidak bisa menahan emosi, gampang marah dan mendendam, suka membicarakan keburukan orang lain, suka iri dengan keberhasilan orang lain, atau senang dengan masalah yang menimpa orang lain, dsb. Padahal, orang beriman itu seharusnya menjadi terang bagi banyak orang lewat perbuatan-perbuatannya yang baik, agar mereka ikut memuliakan Tuhan. 
Jika kita mengaku beriman, tapi belum menghasilkan perbuatan-perbuatan baik, bahkan sebaliknya gemar berbuat jahat, berarti iman kita belum bertumbuh dewasa. Iman menjadi sempurna oleh perbuatan baik. Iman yang tidak berbuah perbuatan baik hanya akan menjadi iman yang mati. 

Tanda dari iman yang menuju kesempurnaan yaitu terlaksananya Hukum Cinta Kasih yang diajarkan Yesus lewat perbuatan-perbuatan baik atau kasih. Mewartakan Injil, berdoa, beribadah, membantu sesama yang membutuhkan, dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita, merupakan bentuk ungkapan kasih kita kepada Tuhan dan sesama manusia.
Hati yang mengasihi dengan tulus akan mudah tergerak hatinya untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan atau membutuhkan pertolongan orang lain, bukan untuk pamer atau untuk tujuan tertentu yang tidak baik. Hati yang mengasihi dengan tulus akan mampu mengampuni kesalahan orang lain, tidak memelihara amarah dan dendam. Hati yang mengasihi dengan tulus rela berkorban untuk orang lain, tidak egois atau mementingkan diri sendiri. 
Jika kita belum bisa melaksanakan Hukum Cinta Kasih yang diajarkan Yesus, malah sebaliknya tega menyakiti sesama manusia, tapi merasa diri benar, itu hanyalah sebuah pembenaran diri.

Ajaran Tuhan dalam Kitab Suci harus dijadikan dasar/pedoman/jalan hidup, agar kita hidup benar di hadapan Tuhan. Bukan hidup berdasarkan opini, teori dan asumsi pribadi, atau gaya hidup dalam lingkungan dan kelompok pergaulan yang bisa membuat kita salah jalan dan larut dalam nafsu duniawi. Cinta kasih dan kerendahan hati menjadi inti dari ajaran Tuhan. Yesus sendiri telah memberikan contoh perbuatan kasih dan kerendahan hati dengan rela menjadi manusia, menderita dan wafat di salib untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Jika Allah Yang Mahatinggi mau mengasihi dan mengampuni dosa manusia, mengapa kita tidak? Mengapa kita masih begitu angkuh untuk mengasihi dan mengampuni? Mengapa kita tidak peka atau tidak peduli untuk membantu sesama yang menderita dan membutuhkan pertolongan, padahal kita mampu melakukannya? Mengapa kita masih memelihara kesombongan, amarah, dendam, iri hati, cemburu, kerakusan, dsb, dalam diri yang menutup hati nurani dan akal sehat kita?

Manusia memang lemah dan tak lepas dari dosa dan kesalahan. Oleh karena itu manusia selalu membutuhkan bantuan Roh Kudus. Berdoa dan mohon bimbingan dan kekuatan dari Roh Kudus adalah cara yang sangat ampuh, agar kita mampu memahami dan menjalankan perintah yang diajarkan Tuhan, dan agar kita diberikan kekuatan untuk menolak godaan dan tipu muslihat setan. Semoga kita semua membuka hati dan pikiran kita, agar Roh Kudus senantiasa berkarya dalam diri kita. Semoga kita dibimbing dan diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk selalu hidup benar berdasarkan perintah Tuhan, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Semoga iman kita melahirkan banyak perbuatan baik. Semoga kita menjadi terang yang memancarkan cahaya bagi banyak orang, agar Tuhan senantiasa dimuliakan di muka bumi ini. Tuhan memberkati!

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky