Halaman

Ucapan Turut Berdukacita Disingkat TBC?

Ini adalah contoh penggunaan singkatan TBC dalam dunia kesehatan. 

TBC ternyata bukan hanya singkatan dari "tuberculosis" (penyakit paru-paru), tetapi juga singkatan dari ucapan belasungkawa "turut berdukacita". Saya sempat salah paham dengan singkatan ini ketika pertama kali melihat di medsos orang memberi ucapan belasungkawa bertuliskan TBC kepada keluarga dari orang yang meninggal dunia. Saat itu saya berpikir orang itu meninggal akibat penyakit TBC. Apalagi zaman now penyakit ini bisa diperparah oleh covid-19. Namun, ternyata TBC itu merupakan singkatan dari ucapan "turut berdukacita". 

Sekarang ini memang zaman yang serba mudah dan cepat akibat kemajuan teknologi yang sangat mempengaruhi gaya hidup. Kata-kata yang sering digunakan pun banyak yang disingkat supaya lebih mudah dan cepat penulisannya, seperti GBY/GBU (God bless you/us), TYM (Tuhan Yesus memberkati), GWS (Get well soon), HWA (Happy Wedding Anniversary), HBD (Happy Birthday), dan Selamat HUT (Hari Ulang Tahun). Khusus untuk ucapan belasungkawa, jika kita tidak mau repot mengetik ucapan yang panjang, sebaiknya hindari menyingkatkan ucapan "turut berdukacita" menjadi TBC. Kita bisa menggunakan alternatif lain seperti RIP singkatan dari "Rest In Peace" (bahasa Inggris) atau "Requiescat In Pace" (bahasa Latin) yang artinya semoga beristirahat dalam damai. Istilah ini sudah sangat familiar dan terasa lebih formal, sedangkan singkatan TBC terdengar aneh, konyol atau lucu. Itu sama halnya dengan saya membuat singkatan dari ucapan "Selamat atas Kesuksesan" menjadi SEKS, atau seperti istilah "mundur tanpa berita" yang sering dijadikan bahan lelucon dengan menyingkatnya menjadi muntaber.

Sah-sah saja jika ucapan "turut berdukacita" disingkat menjadi TBC selama tidak melanggar aturan, dan karena bahasa itu sendiri terus berkembang, tetapi jangan sampai orang kehilangan rasa empati yang seharusnya terkandung dalam ucapan ini. Suatu hal yang wajar jika orang-orang merasa singkatan TBC ini aneh, konyol atau lucu, dan enggan menggunakannya, karena TBC sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyakit paru-paru. Baru di zaman now ini ada orang-orang yang mulai menggunakan singkatan TBC ini. Entah siapa yang memulainya, tetapi syukurlah baru sedikit orang yang menggunakan singkatan ini.

Penggunaan singkatan TBC untuk ucapan "turut berdukacita" memang sebaiknya dihindari. Meskipun begitu, mungkin saja di masa depan, dalam era yang serba mudah dan cepat ini, singkatan TBC justru lebih banyak digunakan oleh generasi mendatang. Sebab bahasa itu sendiri ikut berkembang dalam komunitas yang terus berkembang. Who knows...?
Terakhir yang juga tidak kalah penting, ternyata masih banyak orang yang sering menulis ucapan "turut berdukacita" tidak sesuai EYD (Ejaan yang Disempurnakan), termasuk juga media online. Kata "duka" dan "cita" tidak boleh dipisah, karena kata bakunya menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah "dukacita", bukan "duka cita". Semoga bisa dipahami.

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky