Halaman

Paus Emeritus Benediktus XVI Berpulang, Tidak Lama Setelah Pele Berpulang


Setelah berita kematian Pele, Legenda Sepak Bola dunia yang beriman Katolik, pada 29 Desember 2022 pukul 15.27 waktu setempat, kembali lagi dunia khususnya umat Katolik berduka mendengar berita kematian Paus Emeritus Benediktus XVI. Paus Emeritus Benediktus XVI meninggal pada Sabtu, 31 Desember 2022 pukul 9.34 pagi waktu setempat di kediamannya Biara Mater Ecclesiae, Vatikan, yang ditempatinya sejak pengunduran dirinya sebagai Paus. Jenazah Paus Emeritus Benediktus XVI disemayamkan di Basilika Santo Petrus selama 3 hari, mulai Senin, 2 Januari 2023 hingga upacara pemakamannya yang akan dilakukan pada 5 Januari 2023 dengan dipimpin langsung oleh Paus Fransiskus.

Kedua tokoh dunia ini, Paus Emeritus Benediktus XVI dan Pele, pernah bertemu di Jerman pada suatu kesempatan, tepatnya pada 20 Agustus 2005. Ada sebuah cerita menarik dibalik pertemuan kedua tokoh ini. Pada waktu itu Paus sepertinya lupa dengan sosok Pele, meskipun Paus tahu siapa Pele itu, karena Pele adalah mantan pemain sepak bola yang sangat terkenal pada masanya, seorang legenda sepak bola dengan segudang prestasi, yang berhasil membawa Brasil menjadi juara dunia sebanyak tiga kali. Saat bertemu Pele, Paus sempat bertanya, "Apakah Anda orang Brasil?" Seorang ajudan kemudian berbisik ke Paus, "Dia Pele." Mendapat bisikan dari ajudan itu, Paus lantas memeluk Pele. Legenda Brasil itu kemudian mencium tangan Paus. Setelah itu Paus memberikan berkat kepada Pele. Sebelum bertemu dengan Paus Benediktus XVI, Pele sudah pernah bertemu dengan dua Paus sebelumnya, yaitu Paus Yohanes Paulus II (sekarang sudah diangkat menjadi orang Kudus) yang terjadi di Vatikan, Roma, pada 18 Maret 1978, dan Paus Paulus VI yang terjadi di Istana Apostolik Vatikan, Roma, pada 8 Maret 1966.

Paus Benediktus XVI adalah nama kepausan dari Joseph Alois Ratzinger yang lahir pada 16 April 1927, dan meninggal di usia 95 tahun pada 31 Desember 2022. Paus Benediktus XVI adalah Paus ke-265 Gereja Katolik Roma yang memimpin selama 8 tahun, sejak 19 April 2005 hingga mengundurkan diri dengan alasan kesehatan pada 28 Februari 2013. Paus merupakan Uskup Roma, pemimpin Negara Vatikan dan Gereja Katolik Roma, termasuk Gereja Katolik Timur dalam komuni atau persekutuan dengan Takhta Suci. Joseph Alois Ratzinger dilantik secara resmi sebagai Paus dalam Misa Inaugurasi atau Misa Pelantikan Paus pada tanggal 24 April 2005. Paus Emeritus Benediktus XVI yang saat dilantik berusia 78 tahun, merupakan Paus tertua yang dilantik dalam 275 tahun terakhir sejak Paus Klemens XII (yang terpilih pada tahun 1730 pada umur 3 bulan lebih tua dari Ratzinger). Benediktus XVI merupakan Paus Jerman kedelapan dalam sejarah sejak Paus berdarah Jerman pertama, yaitu Paus Gregorius V. Benediktus XVI adalah Paus ketiga dalam sejarah kepausan Katolik Roma yang mengundurkan diri (setelah hampir 600 tahun) sejak Paus Gregorius XII yang mengundurkan diri pada tahun 1415 karena alasan politis. Paus pertama yang mengundurkan diri adalah Paus Selestinus V pada tahun 1284 karena alasan kesehatan.

Sebelum terpilih sebagai Paus dan memilih nama Benediktus XVI, pada November 1981 Ratzinger yang masih Kardinal dilantik sebagai Ketua Dewan Kepausan untuk Doktrin Iman oleh Paus Yohanes Paulus II. Pada 1993 dia dijadikan Uskup Kardinal Katedral Velletri-Segni, dan pada 2002 dia dilantik sebagai Dekan (Ketua) Kolegium Dewan Kardinal, menjadi Uskup Ostia. Dia merupakan salah satu tokoh terpenting di Vatikan dan rekan dekat Yohanes Paulus II sebelum menjadi Paus. Dia juga memimpin pemakaman Yohanes Paulus II dan konklaf tahun 2005 yang memilihnya. Pada sede vacante (kekosongan takhta gerejawi) terakhir, dia adalah pejabat dengan posisi tertinggi dalam Gereja Katolik Roma. Benediktus XVI terpilih sebagai Paus pada bulan April 2005 setelah pemakaman Paus Yohanes Paulus II. Pemilihannya dilakukan dalam sidang Konklaf Kepausan 2005. Sidang ini dihadiri oleh 115 kardinal yang memiliki hak suara dalam pemilihan Paus yang baru. 

Benediktus XVI dianggap sebagai seorang tradisionalis dengan perlindungannya yang ketat terhadap prinsip-prinsip Kepausan. Dia adalah seorang pengkritik homoseksualitas, pernikahan kelamin sejenis, euthanasia, dan aborsi. Sebagai Kardinal, ia menulis buku "Truth and Tolerance" yang mencela penggunaan toleransi sebagai alasan untuk menyimpangkan kebenaran. Benediktus XVI juga mengikuti Konsili Vatikan II dan secara konsisten terus menerus mempertahankan hasil Konsili tersebut termasuk "Nostra Aetate", dokumen yang menekankan pada rasa saling menghormati dengan agama lain dan pernyataan hak kebebasan beragama. Selama Konsili ia dianggap berpandangan liberal. Sebagai Ketua Dewan Kepausan untuk Doktrin Iman, Benediktus XVI menjelaskan posisi Gereja Katolik dengan agama lain dalam dokumen "Dominus Iesus" yang juga berbicara tentang dialog antar gereja.

Berbagai Ucapan belasungkawa dan pujian kemudian mengalir dari para pemimpin dunia termasuk Presiden Jokowi. Ada juga ucapan belasungkawa yang disampaikan oleh Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Berikut ini ucapan belasungkawa mereka.

- Perdana Menteri Italia. 
Dalam ucapan belasungkawanya, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni memuji sosok Benediktus XVI sebagai 'raksasa iman dan nalar'. Meloni juga menuturkan telah memberitahu Paus Fransiskus bahwa dirinya dan pemerintahannya turut merasakan rasa sakit dan kesedihan atas meninggalnya Benediktus XVI. "Seorang penganut Kristen, seorang pastor, seorang teolog, seorang tokoh besar dalam sejarah, yang tidak akan pernah dilupakan sejarah," puji Meloni untuk almarhum Benediktus XVI.

- Kanselir Jerman. 
Olaf Scholz memuji almarhum Benediktus XVI sebagai 'pemimpin khusus gereja' yang membantu membentuk Gereja Katolik sedunia. "Sebagai seorang Paus dari Jerman, Benediktus XVI merupakan seorang pemimpin gereja yang istimewa bagi banyak orang, tidak hanya bagi negara ini," sebut Scholz dalam pernyataan via Twitter. "Dunia telah kehilangan sosok formatif dalam Gereja Katolik, seseorang dengan kepribadian argumentatif dan seorang teolog yang cerdas," puji Scholz untuk almarhum Benediktus XVI.

- Presiden Prancis. 
Dalam pernyataan via akun Twitter resminya, Emmanuel Macron juga mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Benediktus XVI dan melontarkan pujian untuknya. "Pikiran saya bersama umat Katolik di Prancis dan di dunia, yang berduka atas kepergian Yang Mulia Benediktus XVI, yang berjuang dengan jiwa dan kecerdasannya untuk sebuah dunia yang lebih penuh persaudaraan," ucap Macron dalam pernyataannya.

- Perdana Menteri Inggris. 
Rishi Sunak juga mengucapkan belasungkawa dan menyatakan dirinya sedih atas meninggalnya Benediktus XVI. Sunak memuji sosok almarhum Benediktus XVI sebagai 'teolog yang hebat'. "Saya sedih mengetahui meninggalnya Paus Emeritus Benediktus XVI," tulis Sunak dalam pernyataannya via Twitter. "Beliau adalah seorang teolog yang hebat, yang kunjungannya ke Inggris pada tahun 2010 menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik maupun non-Katolik di seluruh negara kita ini," imbuhnya.

- Presiden Indonesia. 
Dalam unggahannya di Twitter, Presiden Jokowi mengungkapkan dukacitanya atas meninggalnya Benediktus XVI. "Turut berduka cita atas meninggalnya Paus Emeritus Benediktus XVI. Semoga ia beristirahat dalam damai," tulisnya.

- Menteri Agama. 
Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya mantan pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Benediktus XVI. Dia mengenang Paus Benediktus XVI sebagai sosok rendah hati. "Saya sampaikan duka mendalam atas wafatnya Paus Benediktus. Saya banyak mendengar keteladanan beliau sebagai sosok yang rendah hati," ujar Menag dalam keterangannya. Kerendahan hati itu katanya ditunjukan dengan kesediaan Paus Benediktus meminta maaf. Selain itu, Paus Benediktus juga dikenal sebagai sosok yang mau menjembatani perbedaan dan cinta damai. Misalnya saat Paus Benediktus berkunjung ke Masjid Biru di Istambul, Turki pada 2006. Saat itu sang Paus menunjukkan komitmennya menjembatani perbedaan, dengan bergabung bersama imam Muslim dalam doa hening. "Apa yang dilakukan itu cermin sosok yang mau menjembatani perbedaan dan cinta damai," ujar Menag.

- Majelis Ulama Indonesia (MUI). 
Anwar Abbas selaku Wakil Ketua MUI menyampaikan ucapan dukacita atas meninggalnya mantan pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Benediktus XVI. Dunia kehilangan tokoh yang ramah dan cinta damai. “Beliau tidak letih-letihnya berjuang bagi menciptakan satu dunia yang aman, tenteram, dan damai,” ujarnya dalam keterangan tertulis. Ia mengatakan bahwa Paus Benediktus XVI sering menghadiri pertemuan-pertemuan dan mengundang tokoh-tokoh agama untuk datang dan berdialog di Vatikan. Tujuannya, untuk menemukan cara tokoh agama dunia bisa terlibat dan berkontribusi positif dalam menciptakan perdamaian. “Hal ini tentu sangat patut kita kenang dan apresiasi karena apa yang beliau lakukan adalah sesuatu yang sangat mulia, berarti dan bermakna bagi manusia dan kemanusiaan,” ucapnya.

Penjelasannya dalam video:

Lihat juga: 
Pele, Legenda Sepak Bola Dunia Beriman Katolik Asal Brasil Telah Berpulang 

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky