Halaman

Iman atau Kebebalan?

Orang yang berpakaian safety dengan masker, sarung tangan, dan Rosario di tangannya.

Gambar di atas menunjukkan senjata terbaik untuk bertempur melawan covid-19. Ini menggambarkan orang beriman yang juga menggunakan akal budinya, karena iman dan akal budi tidak untuk dipertentangkan.

Manusia diciptakan sebagai makhluk termulia dengan akal budinya sebagai karunia dari Allah. Akal budi itu untuk dipergunakan bukan untuk disimpan. Waspada bukan berarti takut. Jika seseorang sudah diberi saran atau diberi larangan sebagai langkah pencegahan/antisipasi, tetapi tidak menurutinya, ibarat seseorang yang sudah diperingatkan jika ada seekor ular kobra datang mendekat, tetapi dia tidak menghindarinya. Bahkan sebaliknya, dengan penuh iman dia mendekatinya karena percaya bahwa ular cobra itu tidak akan bisa menyakitinya, hingga akhirnya dia dipatok ular cobra itu dengan bisa yang mematikan. Bisa juga digambarkan dengan seseorang yang akan mengendarai sepeda motor. Dia berdoa mohon perlindungan, tetapi saat berkendara dia tidak safety, tidak memakai helm, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, ugal-ugalan, dsb. Dia bisa saja celaka karena kesalahannya sendiri atau karena kesalahan orang lain. Bahkan lebih parah lagi, ketika dia celaka, dia turut juga membuat orang lain celaka.

Itu gambaran iman atau kebebalan? Biarlah Tuhan yang menentukan. Namun, dalam Matius 22:37 yang berisi tentang hukum yang terutama, kita juga diajarkan Yesus untuk mencintai Tuhan dengan segenap akal budi.
Sebaiknya kita mengintrospeksi diri saja jika kita meyakini diri kita sebagai orang beriman. Apakah gaya hidup kita sudah benar-benar sesuai sebagai orang beriman yang taat kepada Tuhan? Apakah kita sudah benar-benar mengutamakan kehendak Tuhan daripada keinginan diri sendiri? Ataukah kita masih sering menuruti hawa nafsu dan gemar berbuat dosa? Pelayanan kita kepada Tuhan baru sebatas bibir/lip service saja alias NATO (no action, talk only)?

Hidup dan mati kita memang di tangan Tuhan, tetapi Yesus berkata agar kita selalu berdoa dan berjaga-jaga karena maut itu datang seperti pencuri, sehingga kapan pun maut itu datang kita selalu siap. Pertobatan dan gaya hidup kita yang berkenan di hadapan Tuhan akan menjadi suatu keuntungan di saat ajal menjemput, sesuai dengan Filipi 1:21 yang berbunyi, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."

Semoga Tuhan selalu membimbing kita dengan terang Roh Kudus dan melindungi kita semua dari segala yang jahat, malapetaka, dan sakit penyakit. Tuhan memberkati! 🙏

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky