Halaman

Kunang-Kunang di Ambang Kepunahan?

Gambar cuma ilustrasi pemanis. 

Ketika membaca berita tentang kunang-kunang yang terancam punah, saya teringat dulu kurang lebih 20 tahun lalu, saya beberapa kali melihat kunang-kunang beterbangan dengan cahayanya yang indah mengelilingi pohon di depan teras rumah pada malam hari. Bahkan ada yang kesasar di dalam rumah dan saya mengurungnya dalam gelas kaca agar bisa melihatnya lebih dekat, kemudian saya lepaskan lagi. Namun, kini momen seperti itu tidak pernah terjadi lagi. 
Bagiku, kunang-kunang adalah salah satu mahakarya Tuhan yang ajaib yang dapat memancarkan cahaya dari dalam tubuhnya. 

Kunang-kunang 

Menurut para ahli, penyebab berkurangnya kunang-kunang karena kehilangan habitatnya, penggunaan pestisida, dan polusi cahaya. 
Melansir CNN, profesor biologi dari Universitas Tufts Sara Lewis mengatakan kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah menghilang.
Misalnya, dia berkata kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena dikonversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.

Dalam penelitian juga disebutkan penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang.
Penelitian juga mencatat, tingkat kecerahan di bumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen.
"Selain mengganggu bioritme alami, termasuk polusi kita sendiri, polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunang-kunang," kata Avalon Owens seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts.

Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang mendorong kepunahan kunang-kunang. Sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa dikesampingkan.
"Tentu saja kunang-kunang sangat rentan terhadap polusi cahaya, lebih dari kelompok serangga lain, jadi masuk akal bahwa ini juga muncul sebagai perhatian utama," kata Goulson.

Para ilmuwan telah merinci kiamat sunyi di antara populasi serangga, dengan 41 persen spesies serangga menghadapi kepunahan, menurut laporan baru-baru ini tentang penurunan serangga untuk UK Wildlife Trusts yang ditulis oleh Goulson.
Makalah menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh insektisida, seperti neonicotinoid yang digunakan di AS untuk ladang jagung dan biji kedelai.

Perubahan zaman yang semakin canggih dan semakin banyaknya eksploitasi sumber daya alam telah menyebabkan kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan cuaca ekstrim, yang bisa mengancam kelangsungan hidup banyak makhluk hidup di muka bumi. Ini harus disadari oleh setiap orang agar bisa memanfaatkan dan memelihara bumi dan segala isinya dengan bijaksana. Semoga kunang-kunang bisa terus menghiasi gelapnya malam dengan cahayanya yang indah untuk waktu yang sangat lama.

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky