Halaman

Tentang Yesus dan Salib-Nya, hingga Penghinaan Salib Yesus karena Kesombongan yang Hakiki

Tentang Yesus dan Salib-Nya 

Oleh karena begitu besar kasih Allah kepada manusia maka Allah mengutus Putra-Nya Yesus Kristus ke dunia untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Yesus tidak datang sebagai Raja yang kaya raya, mempunyai kerajaan, para pelayan, dan pasukan yang besar dan kuat yang bisa menaklukkan kerajaan lain dengan senjata. Yesus datang bukan dengan kelebihan seperti itu. 

Yesus datang sebagai raja bukan dengan dengan tolak ukur atau gambaran raja menurut manusia. Bukan seperti pemikiran raja Herodes yang khawatir tahtanya terancam dengan kelahiran seorang raja yang kelak akan mempunyai kerajaan dan pasukan yang besar dan kuat, sehingga dia memerintahkan seluruh pasukannya untuk memburu dan melenyapkan kanak-kanak Yesus.

Namun, kenyataannya sebaliknya, Yesus dengan segala kerendahan hati rela dilahirkan sebagai manusia di kandang yang hina dan hidup sederhana sebagai seorang anak tukang kayu. Dia rela menderita dan wafat di kayu salib sesuai nubuat para nabi. Yesus Kristus merupakan anugerah terbesar dari Allah bagi seluruh umat manusia. Allah telah berfiman agar manusia mendengarkan Dia.

"Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." (Matius 17:5)

Meskipun hidup dalam kesederhanaan, tetapi Yesus mengajarkan kebenaran dari Allah, berbuat baik, dan melakukan mukjizat. Yesus, menyembuhkan banyak orang sakit, mengusir setan, dan membangkitkan orang mati. Dia mewartakan kabar sukacita kepada semua orang terutama yang miskin, sakit, dan menderita. Dia mencari domba yang hilang (orang berdosa) untuk diselamatkan.

Yesus mengajarkan tentang kasih kepada Allah dan sesama manusia karena Allah sendiri adalah kasih. Kasih menjadi ciri khas umat Allah atau Gereja. Jika seseorang tidak memiliki kasih maka ia tidak mengenal Allah. Kasih akan melahirkan pengampunan, kerendahan hati, dan pengorbanan diri. Yesus sendiri telah memberi teladan dengan rela menjadi manusia dan mengorbankan dirinya di kayu salib sebagai tanda kasih-Nya yang terbesar kepada seluruh umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.

"Barangsiapa tidak mengasihi, Ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8)

Singgasana Yesus bukanlah kursi dan mahkota emas berhiaskan intan permata, tetapi singgasana Yesus adalah salib dengan mahkota duri. Salib adalah tanda kemenangan bagi semua pengikut Yesus, sebab lewat salib Yesus, dosa dan maut dikalahkan. Untuk itulah mengapa setiap pengikut Yesus harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Yesus. 

Menyangkal diri berarti setiap orang yang mau mengikuti Yesus harus melakukan apa yang dilakukan dan diperintahkan oleh Yesus, harus menempatkan kebenaran dan kehendak Allah lebih tinggi daripada keinginan pribadi. Menyangkal diri melibatkan pertobatan yang terus-menerus, karena itu menyangkal diri melibatkan juga kerendahan hati untuk menyesali dan mengakui segala dosa dan kesalahan serta tunduk pada perintah Allah.

Ini juga berarti seseorang harus memikul salib (penderitaan) seperti yang dilakukan Yesus. Namun, menerima penderitaan ini harus dilandasi oleh kasih kepada Allah dan kebenaran dalam Yesus Kristus.

Penghinaan terhadap Salib Yesus

Salib Yesus menjadi simbol kemenangan Yesus atas dosa dan maut. Penggunaan tanda salib dan patung salib Yesus dalam pewartaan Injil dan dalam pergaulan hidup setiap hari menjadi bentuk pengakuan para pengikut Yesus akan imannya di depan banyak orang. 

"Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 10:32)

Salib selalu mengingatkan kita akan penderitaan dan pengorbanan Yesus dalam menebus dosa manusia. Kita tidak menyembah salib, tetapi kita mengenang, mencintai, dan menghormati Pribadi yang ada dalam salib itu, yaitu Yesus Kristus; Pribadi yang penuh cinta kasih, penuh kerendahan hati, dan penuh pengampunan.
Kita memandang salib dengan Corpus (Tubuh Yesus) seperti memandang foto orang yang kita kasihi, keluarga kita. Bukan fotonya yang berharga bagi kita, tetapi orang-orang yang berada dalam foto tersebut. Foto bisa hancur, tetapi tidak dengan kenangan di dalamnya. Salib bisa hancur, tetapi tidak dengan iman akan Yesus yang tersalib.

Salib Yesus bagi sebagian orang mungkin merupakan kebodohan. Mereka berkata bahwa tidak mungkin Yesus itu Putra Allah, tidak mungkin Tuhan menjelma menjadi manusia. Jika Yesus itu Tuhan, Sang Juru Selamat, mengapa Ia tidak bisa menyelamatkan diri dari salib?
Mereka lupa jika mereka sering mengatakan bahwa tiada yang mustahil bagi Allah, tetapi mereka meragukan kuasa Allah yang tidak terbatas dengan pikiran mereka yang terbatas. Jika mereka tidak memercayai Yesus sebagai Tuhan, setidaknya jangan menghina keyakinan orang lain. Pepatah lama "Silent is gold" (diam adalah emas) masih relevan. 

"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." (1 Korintus 1:18)

Namun, itulah salib yang harus dipikul oleh setiap pengikut Yesus yang memberitakan salib Yesus. Bagi kita yang diselamatkan pemberitaan tentang salib adalah kekuatan Allah. Setiap penghinaan dan penolakan akan Yesus yang tersalib harus ditanggapi dengan baik dan bijak oleh para pengikut Yesus.
Itulah Karya Keselamatan Allah dalam Yesus Kristus yang seringkali tidak dapat dipahami dan diterima oleh sebagian orang.

"Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh Kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." (1 Petrus 4:14 )

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah termulia yang diberikan akal budi. Manusia mempunyai kehendak bebas (free will) untuk memilih dan membuat keputusan dengan sadar. Pilihan untuk menjadi baik atau jahat pada akhirnya akan menjadi urusan antara manusia dengan Tuhan. Jika pilihan kita dalam nama Yesus Kristus membuat kita dinista, maka kita seharusnya berbahagia karena Roh Allah ada dalam diri kita. 
Yesus Kristus memang telah menebus dosa seluruh umat manusia, tetapi kita tidak boleh seenaknya berbuat dosa. Kita harus mematuhi perintah Tuhan, melakukan kehendak-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Kita harus bertobat dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Perkataan tidaklah cukup, tetapi harus diwujudkan dalam perbuatan. Iman dan pertobatan kita harus berbuah perbuatan-perbuatan yang baik.

"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21) 

Balasan Terbaik terhadap Penghinaan

Melihat judulnya, kemudian muncul pertanyaan: 

Bisakah kita bersikap sombong kepada orang yang sombong? 
Bisakah kita membalas hinaan orang yang sombong? 

Menurut saya, sangat bisa jika cuma sekedar menuruti hawa nafsu karena manusia mempunyai dosa asal sejak lahir, yaitu dosa Adam dan Hawa. 

Apakah dosa Adam dan Hawa?

Kesombongan ingin seperti Allah dengan memakan buah terlarang. Kesombongan merupakan akar semua dosa. Kesombongan itulah yang membuat para malaikat jatuh ke dalam dosa. Mereka seratus persen melawan Allah karena ingin serupa dengan Allah dan ingin disembah. Mereka itulah yang disebut setan. 

Maksud saya mengatakan bahwa manusia sangat bisa menjadi sombong karena pada dasarnya manusia memiliki sifat demikian, dan biasanya manusia akan merasa puas setelah bisa melampiaskan hawa nafsunya melalui kesombongan. Akan tetapi, sombong bukan merupakan hal baik karena sangat tidak sesuai dengan ajaran Yesus tentang kasih. Kesombongan adalah sifat buruk manusia yang harus ditolak, bukan dituruti. Kesombongan harus dilawan dengan kasih. 

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4)

Kejahatan jangan dibalas kejahatan karena akan semakin saling mendendam. 
Kesombongan jangan dibalas kesombongan karena akan semakin saling menjatuhkan.
Panas jangan dibalas panas karena akan semakin membara.
Api jangan dibalas api karena akan semakin menyala.
Jika ada yang memulai pertengkaran, harus ada yang mulai menenangkan.
Jika ada yang memulai peperangan, harus ada yang mulai mendamaikan.

"Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan." (Roma 12:21)

Pada dasarnya, setiap manusia mempunyai sifat alami yang baik, yaitu kasih. Yesus telah mengajarkan cinta kasih sebagai hukum yang terutama, yaitu mengasihi Allah dan sesama manusia. Cinta kasih bisa melahirkan buah-buah yang baik, seperti pengampunan, kerendahan hati, dan kedamaian.
Jika kita mengasihi maka kita mengalahkan kebencian dan kesombongan. Kejahatan jangan dibalas kejahatan. Bagaimanapun berbuat baiklah karena pembalasan adalah hak Tuhan. 

"Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman." (Roma 2:6-8)

Marilah kita merenung sejenak dan berdoa doa St. Fransiskus dari Asisi:

Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kecemasan,
jadikanlah aku pembawa harapan,
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku ingin
menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya.
Amin.

🙏🙏🙏

Firman Yesus dibawah ini bisa dijadikan pedoman untuk kita agar kita bisa bersikap baik dan bijak dalam menghadapi kesombongan yang disertai penghinaan, sekaligus sebagai pengingat bagi diri kita agar tidak ikut melakukan hal yang tidak baik tersebut:

Lukas 14:11
"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

* Matius 6:12
"Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang bersalah kepada kami."

* Matius 5:43-44
"Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

* Lukas 6:28
"Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu."

* Lukas 6:32-33;35-36
"Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

* Matius 5:39
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.“

* Lukas 23:34
"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Matius 7:1-5
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Matius 23:25-28
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan."

Yohanes 8:3-11
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

=====

Tips untuk menghindari kesombongan dan penghinaan terhadap orang lain:

1. Sediakan cermin diri, supaya kita bisa berkaca sebelum menilai orang lain.

2. Ingatlah boomerang sebelum menghina orang lain, sebab hinaan itu seperti boomerang, senjata yang bisa berbalik menyerang diri sendiri.

3. Ingatlah kata-kata mutiara ini:

"If You judge people, you have no time to love them." - Sta. Teresa dari Kalkuta

"Respect. Give it to get it."

"Semakin merunduk, semakin berisi." (Ilmu Padi)

"Jangan sombong! Di atas langit masih ada langit."

"Majulah tanpa menyingkirkan. Naiklah tanpa menjatuhkan. Jadilah baik tanpa menjelekkan."

"Belajar menjadi benar itu harus, tetapi jangan sampai hal itu membuat kita merasa paling benar dan akhirnya menjadi sombong."

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.

OTHER POSTS

TRANSLATE

TOTAL PAGEVIEWS

  • "THANKS FOR YOUR VISIT!"



    logger

LATEST PRAYER POSTS

 
Copyright © GLORIA DEI World
Design by FlexiThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | Modified by Franky