Gerakan Salam 4 jari merupakan lambang ketidakpercayaan diri atau kepanikan dari Paslon 03 Ganjar-Mahfud dan Paslon 01 Anies-Muhaimin.
Belum hari pencoblosan (tanggal 14 Februari 2024), tetapi Paslon 03 dan timnya terlihat sudah mencoba berkoalisi dengan Paslon 01 beserta timnya. Mereka lebih fokus menyerang Paslon 02 secara bersama-sama demi menjatuhkan Paslon 02 daripada fokus untuk memenangkan kubunya sendiri dengan memaparkan keunggulan yang mereka miliki tanpa harus menjatuhkan yang lain.
Hal ini terjadi karena Paslon 03 dan timnya telah salah strategi dengan menyerang Jokowi dari awal, sehingga orang-orang yang mendukung Paslon 03 yang sebenarnya adalah pendukung Jokowi banyak yang berpindah ke Prabowo-Gibran.
Padahal sebelumnya Paslon 03 dan timnya sejalan dengan Jokowi dan mengusung keberlanjutan hingga akhirnya terlihat adanya keretakan hubungan antara mereka dan Jokowi, dan mereka kemudian mengubah strategi yang justru tidak efektif bahkan merugikan mereka sendiri.
Dengan menyerang Jokowi, mereka seperti menabrak dinding kepuasan masyarakat Indonesia terhadap Jokowi yang sebagian besar merasa puas dengan kinerja Jokowi. Itulah sebabnya elektabilitas Paslon 03 terjun bebas dan justru sebaliknya elektabilitas Paslon 02 terus naik.
Pengamat Politik M. Qodari beberapa kali mengatakan bahwa ini seperti bejana berhubungan. Jika Ganjar turun maka Prabowo naik, tetapi jika Prabowo turun maka Ganjar naik.
Beberapa hasil survei terbaru di tahun 2023 yang lalu mencatat bahwa kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi tinggi. Survei LSI menyatakan bahwa 81,9 persen warga puas dengan kinerja Jokowi. Sedangkan menurut survei Indikator Politik Indonesia warga yang puas mencapai 75,8 persen, survei Litbang Kompas 74,3 persen, survei Indometer 81,4 persen, survei SMRC 81,7 persen, survei Voxpopuli 80,4 persen, dan survei Y-Publica 80,3 persen.
Tidak hanya itu, banyak hinaan dan hoaks/fitnah yang ditujukan kepada Prabowo-Gibran membuat Elektabilitas Prabowo-Gibran justru terus naik.
Hasil survei elektabilitas terbaru masing-masing paslon bisa dilihat di akhir tulisan ini.
Paslon 02 dan timnya berusaha untuk mewujudkan Pilpres satu putaran agar menghemat waktu, tenaga, dan uang negara.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengatakan bahwa jika Pilpres putaran kedua tidak digelar berarti anggaran Rp14 triliun tidak digunakan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengatakan bahwa jika Pilpres putaran kedua tidak digelar berarti anggaran Rp14 triliun tidak digunakan.
Jika seandainya Pilpres terjadi dua putaran, maka bisa dipastikan 02 akan lolos ke putaran kedua karena Elektabilitasnya tinggi jauh meninggalkan Paslon yang lain sekitar 40-an bahkan hingga 50-an persen. Akan tetapi, belum bisa dipastikan siapa yang akan lolos antara Paslon 01 dan 03 karena elektabilitas mereka tidak berbeda jauh.
Pilpres satu putaran bisa terjadi jika terpenuhinya kewajiban dalam Pasal GA UUD 1945 angka 3. Ketentuan tersebut berbunyi: “Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.”
Jika seandainya Paslon 03 kalah dan kemudian Paslon 03 bersama tim, relawan, dan elit partai pendukungnya berpindah mendukung Paslon 01 dalam putaran kedua, apakah semua pendukung mereka, yaitu rakyat yang tahu, tidak tahu, dan tidak peduli dengan permainan/drama politik yang terjadi di kalangan elit politik, akan ikut Paslon 03 berpindah mendukung Paslon 01? Itu belum bisa dipastikan juga.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Paslon 01 itu mengusung perubahan, bukan keberlanjutan. Jadi, para pendukung Paslon 03 belum tentu semuanya akan beralih ke Paslon 01. Ada kemungkinan mereka justru beralih ke Paslon 02.
Itu ibarat mempersatukan pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akar rumputnya sulit bersatu.
Melansir dari KOMPAS.com, pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, relasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ibarat air dan minyak yang sulit bertemu. Para kadernya di lapangan, maupun di jagad maya, juga sering berbenturan satu sama lain. Umam mengakui, PKB dan PKS sama-sama partai berbasis Islam, tetapi keduanya memiliki paradigma politik Islam yang bertolak belakang.
Ia menyebutkan, PKB yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama merupakan representasi watak moderatisme yang berasal dari model keagamaan post-tradisionalisme Islam yang ditampilkan kaum santri nusantara. Sementara, PKS lahir dari gerakan Tarbiyah yang mewadahi segmen muslim kelas menengah-perkotaan yang cenderung konservatif.
Sama seperti saya, jika "seandainya" sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, paslon 02 tidak lolos pada putaran pertama, maka pada putaran kedua saya akan memilih Paslon 03, bukan Paslon 01. Sebab saya menginginkan keberlanjutan, bukan perubahan. Saya pada awalnya memang mendukung Ganjar untuk menjadi capres sebelum banyak drama politik terjadi, hingga akhirnya saya berpindah mendukung Prabowo.
Dukungan saya pada Ganjar itu terkandung di dalam tulisan yang saya buat pada tahun 2023 yang lalu.
Silahkan klik link di bawah ini jika anda ingin membacanya:
Saya juga tidak suka dengan Anies yang cuma jago "omon-omon", tetapi prakteknya (kerja/eksekusi)? Silahkan anda berikan sendiri nilainya. Apakah 5 dari 10? Atau 11 dari 100? Atau ...?
Namun, rasanya tidak etis dan bukan kompetensi saya untuk memberikan nilainya.
Rekam jejak Anies yang perkataannya seringkali tidak sinkron dengan perbuatannya sudah banyak beredar luas di internet/medsos.
Saya dan mungkin sebagian besar rakyat Indonesia tidak mau terperangkap dengan omon-omon manis Anies.
Selain itu saya juga mempertimbangkan politik identitas yang pernah dilakukan Anies dan pendukungnya yang cenderung konservatif bahkan radikal. Dengan politik identitas Anies berhasil menyingkirkan Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta pada tahun 2017. Ahok kalah karena memiliki dobel minoritas, yaitu dia seorang WNI yang beragama Kristen dan keturunan Tionghoa.
Saat ini saya merasa aura kemenangan Prabowo-Gibran sangat kuat, sama seperti aura kemenangan Jokowi yang saya rasakan di Pilpres 2014 dan 2019.
Saya percaya, dengan izin Tuhan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan menjadi "The Next President and Vice President of Indonesia"! 🙏
Berikut elektabilitas masing-masing paslon berdasarkan hasil survei terbaru dari beberapa lembaga survei:
1. Indonesia Development Monitoring
- Prabowo-Gibran: 57,1%
- Ganjar-Mahfud: 25,9%
- Anies-Muhaimin: 13,4%
Survei dilakukan pada 16 -28 Januari 2024
2. Point Indonesia
- Prabowo-Gibran: 52,9%
- Anies-Cak Imin: 22,7%
- Ganjar-Mahfud Md: 19,1%
- Belum punya pilihan: 5,3%
Survei dilakukan pada 26-28 Januari 2024.
3. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA
- Prabowo-Gibran: 50,7%
- Anies-Muhaimin: 22%
- Ganjar-Mahfud: 19,7%
- Suara tidak sah: 0,7%
- Belum memutuskan/rahasia/tidak tahu/tidak jawab: 6,9%
Survei dilakukan pada 16-26 Januari 2024.
4. Political Weather Station (PWS)
- Prabowo-Gibran: 52,3%
- Anies-Muhaimin: 21,3%
- Ganjar-Mahfud: 19,7%
- Undecided voters: 6,7%.
Survei dilakukan pada periode 21-25 Januari 2024.
5. Data Riset Analitika
- Prabowo-Gibran: 51,7%
- Anies-Muhaimin: 21,0%
- Ganjar-Mahfud: 20,1%
- Tidak tahu/tidak jawab: 7,2%
Survei dilakukan pada periode 20-25 Januari 2024.
6. Skala Data Indonesia (SDI)
- Prabowo-Gibran: 45,7%
- Anies-Muhaimin: 27,6%
- Ganjar-Mahfud: 16,9%
- Tidak tahu/tidak jawab (undecided voters): 9,8%
Survei dilakukan pada rentang waktu 13-21 Januari 2024.
7. Indonesia Survey Center (ISC)
- Prabowo-Gibran: 52%
- Anies-Cak Imin : 21,7%
- Ganjar-Mahfud Md: 18,1%
- Tidak tahu/tidak jawab: 8,2%
Survei dilakukan pada 11-19 Januari 2024.
8. Polling Institute
- Prabowo-Gibran: 48,7%
- Anies-Muhaimin: 23%
- Ganjar-Mahfud: 20,9%
- Prabowo-Gibran: 48,7%
- Anies-Muhaimin: 23%
- Ganjar-Mahfud: 20,9%
Survei dilakukan pada periode 15-16 Januari 2024.
9. Indikator
- Prabowo-Gibran: 48,55%
- Anies-Muhaimin: 24,17%
- Ganjar-Mahfud: 21,60%
- Tidak tahu/tidak jawab: 5,68%
Survei dilakukan berdasarkan survei tatap muka pada 10-16 Januari 2024 dan survei telepon pada 13-14 Januari 2024.
10. Charta Politika
- Prabowo-Gibran: 42,2%
- Ganjar-Mahfud: 28%
- Anies-Muhaimin: 26,7%
- Tidak tahu/tidak jawab: 3,1%
Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024.
11. Lembaga Survei Indonesia (LSI)
- Prabowo-Gibran: 47%
- Anies-Muhaimin: 23,2%
- Ganjar-Mahfud: 21,7%
- Belum menentukan pilihan: 8%
Survei dilakukan pada 10-11 Januari 2024.
12. Poltracking Indonesia
- Prabowo-Gibran: 46,7%
- Anies-Muhaimin: 26,9%
- Ganjar-Mahfud: 20,6%.
Survei dilakukan pada tanggal 1-7 Januari 2024.
13. Indikator Politik Indonesia
- Prabowo-Gibran: 45%
- Anies-Cak Imin: 25%
- Ganjar-Mahfud: 22%
- Tidak tahu: 6,94%
Survei dilakukan pada 30 Desember 2023-6 Januari 2024.
14. SPIN
- Prabowo-Gibran: 50,9%
- Ganjar-Mahfud: 23,5%
- Anies-Cak Imin: 18,7%
- Tidak tahu/tidak jawab: 6,9%
Survei dilakukan pada 8-14 Januari 2024.
15. Ipsos Public Affairs
- Prabowo-Gibran: 48,05%
- Anies-Cak Imin: 21,80%
- Ganjar-Mahfud: 18,35%
- Tidak tahu: 11,80%
Survei dilakukan pada periode 27 Desember 2023-5 Januari 2024.
16. Indonesia Political Opinion (IPO)
- Prabowo-Gibran: 42,3 persen
- Anies-Muhaimin: 34,5 persen
- Ganjar-Mahfud: 21,5 persen
Survei dilakukan pada 1-7 Januari 2024.
17. Median
- Prabowo-Gibran: 43,1%
- Anies-Cak Imin: 26,8%
- Ganjar-Mahfud: 20,1%
- Tidak tahu/tidak jawab: 10,0%
Survei dilakukan pada 23 Desember 2023-1 Januari 2024.
18. Lembaga Survei Nasional (LSN)
- Prabowo-Gibran: 49,5%
- Anies-Cak Imin: 24,3%
- Ganjar-Mahfud: 20,5%
- Tidak tahu/tidak jawab: 5,7%
Survei dilakukan pada 28 Desember 2023-2 Januari 2024.
19. Politika Research and Consulting (PRC)
- Prabowo-Gibran: 42,4%
- Anies-Muhaimin: 28%
- Ganjar-Mahfud: 21,8%
- Rahasia/belum menentukan pilihan: 5,0%
- Tidak tahu: 2,8%
Survei dilakukan pada 20-27 Desember 2023.
20. Pusat Polling (Puspoll) Indonesia
- Prabowo-Gibran: 41%
- Ganjar-Mahfud: 27,6%
- Anies-Muhaimin: 26,1%
Survei dilakukan pada periode 11-18 Desember 2023.
21. Ide Cipta Research and Consulting (ICRC)
- Prabowo-Gibran: 39,4%
- Ganjar-Mahfud: 29,1%
- Anies-Muhaimin: 25,6%
- Belum memutuskan: 4,4%
- Rahasia: 1,0%
- Tidak tahu/tidak jawab: 0,5% dengan total 5,9%
Survei dilakukan pada tanggal 20-26 Desember 2023.
22. Arus Survei Indonesia (ASI)
- Ganjar-Mahfud: 34,9%
- Prabowo-Gibran: 33,1%
- Anies-Muhaimin: 26,1%
- Tidak tahu: 5,9%
Survei ini khusus gen z, penduduk usia 17-23 tahun.
Survei dilaksanakan pada tanggal 16- 21 Desember 2023.
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar secara bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih.